Bisnis.com, JAKARTA -- Pelaku usaha logistik bakal melakukan upaya penghematan biaya operasional jika pembatalan penerbangan dari dan ke China, sebagai upaya pencegahan virus Corona, terus berlanjut.
Pembina Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bandara Soekarno-Hatta Arman Yahya mengatakan pembatalan penerbangan tersebut akan berdampak negatif terhadap arus barang impor dan ekspor. Selain itu, biasanya kargo udara juga memanfaatkan perut (belly) pesawat yang mengangkut penumpang
"Kalau pembatalan penerbangan ini sampai melewati 15 Februari [2020], [bisnis] kargo akan gawat. Langkah antisipasi yang bisa kami ambil adalah dengan menghemat biaya operasional," kata Arman kepada Bisnis.com, Rabu (5/2/2020).
Dia menuturkan tren ekspor ke wilayah China adalah produk laut dan manggis. Pembatalan penerbangan juga turut membuat kinerja ekspor impor terhambat.
Kendati demikian, lanjutnya, hingga saat ini aktivitas kargo laut belum terpengaruh. Forwarder ataupun agen kargo masih belum merasakan dampaknya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menunda penerbangan dari dan ke China mulai hari ini pukul 00.00 WIB. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan rute penerbangan ke China efektif ditunda atau diberhentikan hingga waktu yang belum ditentukan sebagai antisipasi penyebaran virus Corona.
Baca Juga
PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta mengklaim bakal kehilangan 143 pergerakan pesawat per pekan. Maskapai yang melayani penerbangan dari dan ke China adalah Air China, China Southern, Garuda Indonesia, Batik Air, Lion Air, Xiamen, China Eastern, Sriwijaya Air, dan Federal Express.