Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura Kargo, anak usaha PT Angkasa Pura II (Persero), memproyeksikan penundaan penerbangan dari dan ke China akan mengurangi volume kargo hingga 50 persen.
Direktur Utama AP Kargo Denny Fikri menuturkan beberapa penerbangan dari daerah China yang dihentikan akan berpengaruh terhadap pengiriman kargo udara.
"[Pembatalan penerbangan] cukup banyak berpengaruh ke kargo. Saat ini kita sedang pantau dampaknya seberapa besar terhadap kargo, impact bisa 50 persen," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (5/2/2020).
Dia bercerita pada 2019, kargo impor dari China bisa mencapai 200.000 ton, yang sebagian besar adalah barang-barang e-commerce. Sementara itu, untuk ekspor ke China menurutnya tidak banyak.
Adapun, volume kargo Angkasa Pura II di Bandara Soekarno-hatta, mengalami kenaikan pada Januari 2020 dibandingkan dengan Januari 2019. Volume kargo udara pada Januari 2020 mencapai 49.190 ton meningkat 43 persen dari 34.504 ton pada Januari 2019.
Denny menyebut adanya penundaan penerbangan dari dan ke China ini bukan tidak mungkin pengiriman kargo pada Februari 2020 akan mengalami penurunan.
Baca Juga
Pihaknya menekankan fokus saat ini adalah mencegah terjadinya penyebaran virus melalui cargo sehingga akan terus mengikuti semua arahan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
"Kami akan mengetatkan safety, health, dan security terhadap pengecekan barang dan bekerja sama dengan semua regulator karantina, bea cukai, otoritas," tuturnya.