Bisnis.com, JAKARTA — Meski pertumbuhan ekonomi nasional mengalami perlambatan menjadi 5,02 persen pada 2019, tapi Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia ternyata menunjukkan peningkatan.
Baca Juga
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan perekonomian Indonesia 2019 diukur berdasarkan (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp15.883,9 triliun. Dia menyebutkan PDB per kapita terus naik sejak 2017 hingga 2019.
"PDB per kapita Indonesia pada 2019 mencapai Rp59,1 juta atau setara dengan US$4.174,9," papar Suhariyanto dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Berdasarkan data BPS, realisasi PDB per kapita pada tahun lalu, naik dibandingkan periode sebelumnya. Pada 2018, rata-rata pendapatan per kapita tercatat Rp56 juta atau setara dengan US$3.972,2. Sementara itu, PDB per kapita pada 2017, tercatat sebesar Rp51,9 juta atau setara dengan US$3.877.
Suhariyanto menuturkan pertumbuhan ekonomi pada 2019, didorong beberapa faktor dari sisi pengeluaran. Faktor-faktor tersebut yaitu pertumbuhan konsumsi rumah tangga 5,04 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi 4,45 persen, konsumsi pemerintah 3,25 persen, dan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 10,62 persen.
"Kinerja ekspor dan impor tahun lalu masih mengalami kontraksi dengan capaian masing-masing [minus] 0,87 persen dan [mius] 7,69 persen," imbuhnya.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada 2019, didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB sebesar 59 persen, diikuti Sumatra sebesar 21,32 persen, dan Kalimantan 8,05 persen.