Bisnis.com, JAKARTA — Inovasi pembiayaan untuk proyek air minum dan sanitasi terus dilakukan guna mencari alternatif sumber pendanaan. Salah satu solusi yang diusulkan ialah melalui kredit mikro yang berasal dari perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
Analis Eksekutif Senior Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK Roberto Akyuwen mengatakan bahwa sektor air bersih dan sanitasi sangat potensial untuk dibiayai Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) salah satunya melalui kredit mikro.
"Air minum dan sanitasi itu kebutuhan dasar manusia dan akan terus berkelanjutan. Jadi, jelas sektor ini sangat potensial untuk menjadi tujuan pembiayaan lewat kredit mikro,” ujarnya dalam Diskusi Inovasi Pembiayaan Air Minum dan Sanitasi (PAMDS) - Water Credit di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Selain BPD dan BPR, dia menuturkan proyek air minum dan sanitasi juga berpeluang besar untuk menjadi tujuan investasi dari lembaga keuangan dan pihak-pihak lainnya.
Chief Representative Water.org Rachmad Hidayad menambahkan bahwa pendampingan bagi para penyelenggara jasa keuangan harus terus dilakukan agar mereka memahami strategi dan langkah teknis dalam membiayai sektor air minum dan sanitasi. Dia pun menyampaikan bahwa pihaknya siap untuk membantu para penyelenggara jasa keuangan dalam pendampingan tersebut.
"Tugas kami mendampingi lembaga keuangan untuk mengembangkan grade product, survei, hingga pelatihan staf. Namun untuk financing itu fungsi mereka, termasuk perkreditan," ucapnya.
Baca Juga
Selain itu, dia menyebutakan portofolio pembiayaan untuk pengembangan air minum dan sanitasi yang telah tersalurkan pada 2019 berkisar Rp250 miliar yang berasal dari sekitar 25 lembaga keuangan.
"Semoga melalui diskusi ini akan lebih banyak lembaga penyedia jasa keuangan yang memahami potensi pembiayaan di sektor ini," imbuhnya.