Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menargetkan tingkat kepesertaan masyarakat untuk mengikuti peserta sensus online atau mandiri sebesar 23 persen dari keseluruhan penduduk di Tanah Air dalam gelaran Sensus Penduduk (SP) 2020.
Suhariyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) mengakui bahwa target tingkat kepesertaan tidak terlalu tinggi lantaran kegiatan SP Online baru pertama kalinya dilakukan di Indonesia.
"Tidak gampang. Karena SP Online ini baru pertama kalinya, target kami tidak akan terlalu tinggi, sekitar 20 persen-23 persen terealisasi," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Menurutnya, sejumlah negara lain yang pertama kali mengelar sensus secara online, tidak memasang target tinggi.
Australia saat memulai dengan SP Online, dimulai dengan target hanya 10 persen-20 persen, Malaysia juga memulainya dengan 25 persen.
"Mudah-mudahan tercapai targetnya, meskipun untuk meningkatkan kesadaran tidak gampang. Maka kami juga akan gandeng Bupati, Gubernur dan universitas-universitas dengan berbagai mahasiswa," terangnya.
Baca Juga
Seperti diketahui, SP 2020 kali ini akan dilakukan dengan metode kombinasi, tidak hanya tradisional seperti yang selama ini dilakukan, tetapi juga secara online.
Selain akan melakukan wawancara secara langsung berbasis data dari Dukcapil, BPS juga akan menggelar sensus penduduk secara online (SP Online) demi mempertimbangkan mobilitas masyarakat zaman sekarang.
"Jadi, mulai 15 Februari - 31 Maret 2020, masyarakat bisa akses web di sensus.bps.go.id. Di sana akan ada 21 pertanyaan, mulai dari nama, NIK, nomor KK, jenis kelamin, tempat lahir, pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan lainnya yang harus dijawab. Enggak lama, hanya 5-10 menit," terangnya.
Kemudian data yang sudah online itu akan diolah. BPS akan melihat mana saja yang belum online dan petugas BPS akan mendatangi lagi rumah tangga yang belum online itu pada 1- 31 Juli 2020.