Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina : TKDN Proyek Migas Perlu Terus Didorong

Peningkatan penggunaan barang dan jasa dalam negeri untuk proyek minyak dan gas bumi perlu terus didorong guna meningkatkan geliat industrialisasi nasional.
Kilang Cilacap milik Pertamina/Reuters-Darren Whiteside
Kilang Cilacap milik Pertamina/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA — Peningkatan penggunaan barang dan jasa dalam negeri untuk proyek minyak dan gas bumi perlu terus didorong guna meningkatkan geliat industrialisasi nasional.

“Kita harus memberikan terus usulan kepada pemerintah, karena tidak memahami detailnya. Sangat penting untuk kita bersama-sama menjawab peluang ini [proyek kilang],” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, baru-baru ini.

Sebelumnya, dalam pembangunan kilang Pertamina, Kementerian BUMN menerbitkan Keputusan Menteri BUMN No. 284/2019 tentang Tim Percepatan Pembangunan Kilang PT Pertamina (Persero) (TP2KP).

Tim ini beranggotakan empat BUMN, yaitu Pertamina sebagai ketua tim, PT Barata Indonesia (Persero), PT Rekayasa Industri (Rekind) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk..

Untuk lebih berpihak pada komponen dalam negeri, sudah harus dimulai dari desain perencanaan proyek. Dengan menggunakan desain perencanaan yang langsung dibuat oleh BUMN, maka diharapkan pengadaan barang dan jasa lebih berpihak pada pelaku industri dalam negeri.

“Di dunia tidak ada yang membangun kilang seperti Indonesia. Ini jadi modal untuk meningkatkan manufaktur nasional yang kita ketahui sendiri tren kinerjanya ke depan menurun,” tambahnya.

Proyek RDMP dan GRR Pertamina yang tersebar di beberapa lokasi, yakni Dumai, Plaju, Cilacap, Balongan, Balikpapan, Tuban, dan wilayah lainnya di Indonesia Timur sudah berjalan sampai 2027.

Proyek dengan investasi hampir mencapai Rp800 triliun tersebut merupakan peluang besar bagi industri nasional untuk berpartisipasi semaksimal mungkin sehingga dapat menumbuhkan kemandirian manufaktur dalam negeri.

Nicke menuturkan, pada RDMP Balikpapan persentase TKDN akan mencapai 35%. Sementara itu, pada RDMP Cilacap, GRR Tuban, dan Integrated Refinery and Petchem Balongan, TKDN akan mencapai 50%. Bahkan pada RDMP Balongan Tahap II, TKDN hingga 60%, RDMP Balongan Tahap I dan RDMP/GRR di wilayah Indonesia Timur persentasenya antara 70 - 90%.

Selain proyek kilang, pelaku industri nasional dapat memanfaatkan sejumlah proyek migas yang disiapkan pada tahun ini. Direktur Pembinaan Program Migas Soerjaningsih mengatakan sepanjang 2020 ada program yang diterjemahkan sebagai RPJMN a.l pemanfaatan gas, pembangunan jargas, konversi minyak tanah ke LPG, dan kilang.

"Ada pula peluncuran rencana induk gas bumi, ada 3 ruas transmisi, 71 WJD, ada FSRU untuk mendukung PLN, mini regasifikasi 15 unit," ujarnya.

Tahun lalu, pemanfaatan produk dalam negeri untuk sektor migas sebesar 60%. Khusus di subsektor hulu migas, substitusi impor barang operasi sebesar 31%, sementara TKDN hulu migas sebesar 60%.

Berdasarkan data SKK Migas, nilai pengadaan barang dan jasa 2019 totalnya sebesar US$5,92 miliar, sementara nilai TKDN senilai US$3,23 miliar.

Kendati secara nilai meningkat, persentase TKDN mengalami penurunan pada 2019 mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar 63% yang bernilai US$2,53 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper