Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pemerintah mengubah skema subsidi LPG 3 kilogram diyakini akan memberi imbas pada inflasi 2020.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan, perubahan skema subsidi LPG 3 kilogram, yang akan diimplementasi pada Juli 2020 mendatang akan memberi kenaikan pada inflasi. Pasalnya, skema ini akan menyumbang inflasi dengan kisaran 0,5% sampai 0,6% .
“Meski demikian, rata-rata inflasi akan naik sampai kisaran 3,25% pada akhir 2020, naik dari 2019 yang tercatat 2,72%,” jelas Andry melalui pesan singkat yang diterima Bisnis, Kamis (16/1/2020).
Dia memerinci, kenaikan inflasi akibat perubahan skema subsidi pada LPG 3 kilogram tidak akan melampaui target dan prediksi Bank Indonesia, bahwa inflasi pada kisaran 2% sampai 4% tahun ini.
“Kondisi ini tetap mendorong agenda Bank Indonesia menjaga kebijakan moneter akomodatif tahun ini,” tutur Andry.
Pada pertengahan 2020 ini, pemerintah melalui Kementerian ESDM telah memutuskan mengubah skema dan mekanisme subsidi gas LPG 3 kilogram bagi masyarakat miskin. Pasalnya, masyarakat miskin hanya akan menerima subsidi LPG 3 kilogram sekitar Rp100.000 per tabung pada setiap bulannya.
Dengan pembiayaan subsidi yang terbatas tersebut, Andry memprakirakan aka nada kenaikan harga pasaran gas 3 kilogram pada kisaran Rp35.000 per tabung dari sebelumnya Rp21.000 per tabung.
Andry menilai kebijakan ini akan menghemat 10% sampai 15% dari APBN 2020 atau sekitar Rp5,1 triliun sampai Rp7,6 triliun. Adapun target subsidi tabung gas LPG 3 kilogram tahun ini mencapai Rp50,6 triliun atau 40,4% dari subsidi sektor energi, atau 27% dari total subsidi.