Bisnis.com, JAKARTA — Pasar apartemen pada tahun ini diperkirakan masih mengalami tekanan yang disebabkan minat investor untuk membeli apartemen sebagai investasi masih belum mengalami peningkatan.
Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan bahwa kondisi penjualan apartemen sejak 2015 memang terus menunjukkan tren penurunan.
Data Colliers menunjukkan bahwa penurunan tingkat serapan juga masih terjadi hingga kuartal keempat 2019 dengan angka sekitar 87,20 persen atau turun 0,30 persen jika dibandingkan dengan pencapaian pada kuartal sebelumnya. Menurutnya, kondisi tersebut masih akan berlanjut pada tahun ini.
“Pada tahun ini diperkirakan tingkat serapan apartemen akan menurun ke angka 85 persen —86 persen yang dipengaruhi lambatnya pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat,” ujarnya dalam acara paparan pasar properti kuartal IV/2019, Rabu (8/1/2020).
Selain dipengaruhi faktor daya beli yang masih menurun, Ferry menuturkan bahwa tekanan pada pasar properti juga disebabkan karena investor masih melihat belum adanya sentimen yang positif dari pasar sewa.
“Kondisi pasar sewa yang belum terlalu baik dan imbal hasil yang dianggap masih kurang menarik membuat pihak yang ingin membeli apartemen sebagai investasi cenderung pikir-pikir lagi,” katanya.
Baca Juga
Tingkat serapan yang masih tertekan membuat harga jual apartemen pada tahun ini juga diperkirakan hanya mengalami sedikit kenaikan.
Ferry mengungkapkan bahwa pasar apartemen pada tahun ini diperkirakan berkisar Rp35,50 juta per meter persegi.
Menurutnya, tekanan yang paling besar kemungkinan terjadi untuk pasar kelas menengah ke bawah yang diharapkan bisa menjual unit dengan harga yang lebih terjangkau.
Sepanjang 2020, tambahan pasokan apartemen diprediksi 13.304 unit.
Ferry mengungkapkan bahwa permintaan pasar yang cenderung lesu membuat pengembang cenderung menunda untuk meluncurkan produk baru.
“Pengembang fokusnya adalah menjual unit yang masih tersisa. Ada juga proyek yang harusnya berjalan pada 2019 tetapi ditarik mundur pada tahun berikutnya karena mereka melihat lagi perlu cepat-cepat atau tidak untuk melakukan pembangunan dengan menyesuaikan pada kondisi pasar,” ungkapnya.
Untuk menyiasati kondisi pasar yang masih cenderung lesu, belakangan ini beberapa pengembang mulai melakukan inovasi produk dengan memasarkan unit apartemen dengan ukuran yang lebih kecil dengan harga yang lebih terjangkau.