Bisnis.com, JAKARTA– Dalam rangka memberikan penghargaan kepada rekan-rekan wartawan dari media, Kementerian PPN/Bappenas menggelar Malam Apresiasi Media 2019 di Hotel Fairmont, Jumat (20/12).
“Kita ingin memberikan apresiasi kepada rekan-rekan media yang telah membantu menginformasikan kepada publik tentang program-program Bappenas, apa yang sedang kita lakukan, serta hasil-hasilnya. Malam hari ini, secara khusus, kita juga ingin memberikan penghargaan kepada teman-teman media yang telah menghasilkan karya-karya jurnalistik terbaik tentang perencanaan pembangunan di Indonesia,” jelas Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Himawan Hariyoga.
Dalam Malam Apresiasi Media 2019, Kementerian PPN/Bappenas juga memberikan Media Award 2019 yang mengusung tema besar “Peran Media dalam Mendukung Pembangunan Inovatif, Inklusif, dan Berkelanjutan” yang dibagi dalam empat sub tema.
Pertama, inovasi skema pembiayaan alternatif untuk pembangunan Indonesia. Kedua, dampak positif pendekatan tematik, holistik, integratif dan spesial bagi pembangunan Indonesia.
Ketiga, upaya pembangunan untuk mencapai target dan indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs). Keempat, fokus pembangunan sdm dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024.
Pemenang Media Award 2019 kategori koran adalah Gloria F. K. Lawi dari Bisnis Indonesia sebagai Juara I, Dedy Darmawan Nasution dari Republika sebagai Juara II, dan Maria P. Judith Justari dari Kompas sebagai Juara III. Untuk kategori media daring diraih Agus triyono dari CNN Indonesia sebagai Juara I, Yuli Yanna Fauzie dari CNN Indonesia sebagai Juara II, dan Achmad Dwi Afriyadi dari Detik.com sebagai Juara III.
Sedangkan untuk kategori majalah, pemenangnya adalah Hendry Roris P. Sianturi dari Gatra sebagai Juara I dan Sandika Prihatnala dari Gatra sebagai Juara II.
Malam Apresiasi Media 2019 turut dihadiri Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Manoarfa yang sekaligus menyerahkan hadiah kepada para pemenang. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Suharso mengatakan pentingnya peran media dalam mendukung pembangunan.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Manoarfa.
Dengan pengalamannya yang pernah bergelut di bidang media, Suharso juga mengatakan beberapa hal yang perlu diperhatikan media, seperti pengetahuan untuk bisa menggali pertanyaan kepada publik agar tidak menyesatkan serta pentingnya pilihan kata yang tepat atau diksi.
“Diksi-diksi itu juga menjadi bagian penting bagi media, contohnya film Dilan yang penuh dengan diksi, seperti kata-kata biar aku saja, karena rindu itu berat sehingga membuat terkenal dan mudah diingat,” ujarnya.
Perkembangan Desain Ibu Kota Negara
Dalam sambutannya, Menteri Suharso juga menyampaikan bahwa baru saja menyaksikan presentasi para finalis sayembara desain ibu kota negara yang baru. Ia menyebutkan sayembara diikuti oleh 755 peserta.
Dari 755 peserta tersebut terpilih 257 yang lolos administrasi, lalu diseleksi lagi menjadi 30 peserta dan berdasarkan penilaian akhir terpilih 5 finalis yang diundang untuk mempresentasikan desainnya.
“Dari lima desain itu, hanya ada dua yang kuat dalam arti konsep, seperti tidak menghilangkan Kalimantannya, kehutanan, dan karateristik daerah, dan bagaimana memulai pembangunannya,” jelas beliau.
Menteri Suharso menyebutkan ada salah satu desain yang sangat futuristik dengan bangunan ornamental, namun desain tersebut masih belum sesuai yang diharapkannya. “Saya membayangkan sebagian perbukitan itu menjadi cluster hill.
Di situ ada museum, tempat anak-anak bermain sains dan teknologi, lalu ada gedung pertunjukan,” tuturnya. Posisi bangunan yang satu dengan yang lain juga bisa dijangkau dengan kereta otonom atau berjalan kaki, sedangkan energi listriknya bisa menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu.
“Saya mengatakan kepada Bapak Presiden Jokowi bahwa desain ini menantang dan menggairahkan, tapi kalau hanya memperoleh data sekunder, sayang sekali, saya mengusulkan ada second opinion,” lanjutnya.
Pemerintah perlu pendapat pihak lain karena belum memiliki pengalaman memindahkan ibu kota negara. Menteri Suharso mengatakan pemindahan ibu kota negara harus memperhatikan sektor-sektor yang menjadi penggerak perekonomian Kalimantan Timur.
Ia juga menyampaikan misi Presiden mengenai rencana pemindahan ibu kota negara, bahwa tidak hanya memindahkan kota, tetapi harus ada kebiasaan-kebiasaan baru dan cara berpikir yang lebih baik lagi.