Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUPR Telah Salurkan FLPP untuk 73.650 Unit

Secara hitungan, kebutuhan rumah bersubsidi masih ada 300.000 unit.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Eko Heripurwanto (kiri) didampingi Ketua Umum DPP REI Paulus Totok Lusida menjawab pertanyaan wartawan seusai menghadiri HUT Ke-43 BTN di Menara BTN, Jakarta, Selasa (10/12/2019)./Bisnis-Mutiara Nabia
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Eko Heripurwanto (kiri) didampingi Ketua Umum DPP REI Paulus Totok Lusida menjawab pertanyaan wartawan seusai menghadiri HUT Ke-43 BTN di Menara BTN, Jakarta, Selasa (10/12/2019)./Bisnis-Mutiara Nabia

Bisnis.com, JAKARTA — Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menunjukkan bahwa realisasi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan sampai 9 Desember 2019 telah melampaui target. Tahun depan PUPR telah menambah anggarannya mencapai 110.000 unit.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PUPR Eko Heripurwanto mengatakan bahwa sampai 9 Desember, setelah ada penambahan kuota senilai Rp2 triliun, FLPP sudah terealisasi 73.650 unit. Jumlah tersebut lebih besar dari target anggaran sebesar 68.000 unit.

Sementara itu, untuk 2020, PUPR menganggarkan untuk skema FLPP mencapai 110.000 unit rumah dan skema bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT) mencapai 50.000 unit dari 14.000 unit pada 2019.

“Tahun depan anggarannya sekitar 110.000 unit. Kalau dirasa masih kurang ya, kita sekarang yang penting sudah sampaikan anggarannya sebesar ini. Nanti diatur lagi pasarnya seperti apa, supaya suplainya tidak lebih banyak dari anggaran yang tersedia,” ungkap Eko seusai menghadiri HUT Ke-43 BTN, Selasa (10/12/2019).

Harapannya, dengan masih tersisa 2 pekan menuju akhir tahun, realisasi FLPP untuk anggaran 2019 masih bisa bertambah lagi.

Ketika menanggapi hal tersebut, Ketua Umum DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia Paulus Totok Lusida mengatakan bahwa secara hitungan, kebutuhan rumah subsidi masih ada 300.000 unit. Harapannya, PUPR juga bisa menggalakkan pelaksanaan BP2BT sehingga bisa beriringan dengan FLPP.

“Dari World Bank itu untuk BP2BT ada komitmen untuk menyalurkan bantuan 100.000, kalau 50.000 ya, jelas masih kurang. Kita harapannya jangan sampai terjadi kekurangan lagi seperti pada Agustus kemarin,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper