Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengatakan saat ini masih memproses perombakan direksi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
Dalam proses itu, kata dia, terdapat beberapa nama yang akan mengisi kursi baru bos perusahaan pelat merah itu.
Erick menjelaskan, pihaknya telah mengusulkan tiga nama sebagai Direktur Utama PLN kepada Presiden Jokowi. Salah satunya adalah Sripeni Inten Cahyani yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Dirut PLN.
"Akhirnya setelah di-review, barulah diperlukan figur yang besar. Pak Rudiantara yang terbaik," kata Erick Thohir di Kementerian BUMN, Jakarta, Sabtu (8/12/2019).
Saat ini, Kementerian BUMN masih merapikan segala sesuatunya terkait data Rudiantara.
"Harus ada data tesnya, hingga data background-nya," ujar Erick.
Baca Juga
Tak hanya soal pengisi pucuk pimpinan, Erick Thohir juga masih mempertimbangkan merombak jajaran direksi dan komisaris perusahaan setrum negara itu. Terlebih karena PLN harus mengubah arah bisnisnya.
"Yang namanya PLN mirip dengan Pertamina, bahwa komisaris-komisarisnya juga akan diisi dengan figur-figur yang bisa memastikan PLN ini berubah pola pikir dan model bisnisnya," ucap Erick.
Erick menjelaskan, salah satu bisnis utama PLN adalah distribusi listrik, bukan membuat listrik. Karena dari hitungannya, jika pada 2023 kalau tidak ada investasi baru di pembangkit listrik, akan muncul masalah.
"Suka tidak suka, listrik menjadi kebutuhan yang sangat penting. Apalagi, nanti mobil pun pakai listrik. Bukan berarti kebijakan sebelumnya salah, bukan, tapi itu perubahan bisnis model," kata Erick.
Menurut Erick Thohir, bila tetap seperti sekarang dengan tak mengubah pola pikir strateginya, PLN bakal terjebak.
"Bikin power plant, pertambangan, akhirnya akan berat. Padahal poin terpenting tugas PLN adalah distribusi listrik."