Langit mulai mendung saat Alvino menginjak pedal rem di bilangan Minas, Kabupaten Siak, Riau, pekan lalu. Mobil yang dikemudikan langsung berhenti, mengikuti deretan kendaraan yang juga terhenti.
Sampai 17 menit kemudian, mobil melaju perlahan dan selama itu dia tak tahu apa yang menjadi biang keladi kemacetan. Akhirnya dia mafhum, sebuah truk pengangkut minyak sawit yang teronggok di pinggir jalan menjadi musabab kemacetan, fenomena yang belakangan sering dialami saat melintasi jalan antara Pekanbaru dan Dumai.
“Sekarang jadi sering macet,” keluh Alvino yang sudah 10 tahun menjadi pengemudi di Riau. Alvino mendampingi Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra selama 5 hari, mulai dari Jumat (22/11/2019) hingga Selasa (26/11/2019).
Bila ada daftar ketidakpastian, jalan nasional di lintasan Pekanbaru—Minas—Kandis—Duri masuk ke dalam senarai. Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra yang melalui jalan tersebut sempat terjebak kemacetan beberapa kali di waktu yang berbeda.
Jalan nasional di lintasan itu memang sempit, hanya memiliki lebar 7 meter dengan tiap-tiap bahu jalan 2 meter. Jalan selebar itu langsung sesak bila dua kendaraan melintas dari arah berlawanan. Kesesakan di marga yang dikenal jalan minyak itu barangkali bisa terurai seiring dengan penyelesaian jalan Tol Pekanbaru—Dumai.
Kepala Dinas Perhubungan Riau M. Taufiq mengatakan bahwa jalan Tol Pekanbaru—Dumai akan menambah kapasitas jalan sehingga turut meningkatkan konektivitas antarwilayah.
Jalan tol Pekanbaru—Dumai bakal terbentang sepanjang 131 kilometer. Jarak itu pendek bila dibandingkan dengan jalan nasional yang mencapai 186 kilometer.
Jarak yang menciut ditambah dengan spesifikasi jalan bebas hambatan membuat waktu tempuh menuju Dumai dari Pekanbaru turut terpangkas. Dengan kecepatan 60 kilometer per jam, jarak sejauh 131 kilometer bisa ditempuh dalam waktu 2 jam. Durasi ini pendek bila dibandingkan dengan melalui jalan nasional selama 4 jam—5 jam.