Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) berhasil menjadi pemegang saham mayoritas PT Gapura Angkasa usai menambah porsi hingga 46,62 persen melalui mekanisme rights issue.
Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan sebelumnya porsi kepemimpinan saham pada perusahaan jasa penunjang layanan kebandarudaraan (ground handling) tersebut hanya 31,25 persen. Adapun, pemegang saham lain adalah PT Garuda Indonesia Tbk. (45,62 persen) dan PT Angkasa Pura I (7,76 persen).
"Menyusul penambahan porsi saham ini, maka kami menjadi pemegang saham pengendali Gapura Angkasa. Mereka memiliki prospek untuk lebih berkembang ke depannya," katanya, Rabu (27/11/2019).
Dia menyatakan bisa melakukan inisiatif maupun inovasi terhadap Gapura agar lebih berkembang. Misalnya, melakukan berbagai ekspansi, di samping mendorong efisiensi dalam operasional maskapai serta kebandaraudaraan.
Fokus ke depan, lanjutnya, adalah mengintegrasikan implementasi Smart and Connected Airport dalam satu ekosistem antara sisi udara (air side) dan sisi darat (land side) operation pada operasi bandara.
Awaluddin menjelaskan penambahan kepemilikan saham di Gapura juga merupakan strategi perseroan dalam memperbesar kontribusi pendapatan dari bisnis nonaeronautika. Terlebih, targetnya adalah mampu menyetarakan bisnis nonaeronautika hingga minimal 50% dari total pendapatan.
Saat ini, imbuhnya, kontribusi pendapatan nonaeronautika masih sebesar 39% dan bisnis aeronautika masih mayoritas sebesar 61 persen.
Adapun, selama ini yang termasuk di dalam bisnis aeronautika adalah pelayanan jasa pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara (PJP4U), pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U), dan pelayanan jasa garbarata. Sementara itu, bisnis nonaeronautika mencakup sewa ruang, sewa lahan dan konsesi di kawasan bandara.
AP II memiliki strategi meningkatkan kinerja bisnis nonaeronautika antara lain dengan mengejar bisnis baru yang diimplementasikan melalui sejumlah anak usaha. Melalui program sinergi AP II Group, Gapura akan memperluas cakupan portofolionya pada passenger services and operation, infrastructure services, termasuk cargo & special cargo handling.
Anak usaha AP II yang sudah berdiri adalah PT Angkasa Pura Kargo, PT Angkasa Pura Propertindo, PT Angkasa Pura Solusi, dan PT Angkasa Pura Aviasi.
Pada 2018, Gapura beroperasi di lebih dari 55 bandara di Indonesia dan telah menangani sebanyak 80 juta penumpang pesawat dan 59 juta bagasi penumpang, serta mencatatkan tingkat on time performance dari maskapai yang dilayani mencapai 99,44%. Selain ground handling, jasa yang disediakan anak usaha Garuda Indonesia Group ini antara lain jasa pergudangan (warehousing) dan layanan kargo.
Gapura adalah perusahaan patungan yang didirikan pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu Garuda, AP I, dan AP II, yang bergerak di bidang usaha jasa ground handling dan kegiatan usaha lainnya yang menunjang usaha penerbangan di bandara.
Pada awalnya maskapai penerbangan Garuda Indonesia melaksanakan ground handling sendiri. Namun, Garuda perlu menyerahkan kegiatan ground handling ke pihak lain agar dapat berkonsentrasi pada operasional pesawat. Inilah yang menjadi latar belakang pendirian Gapura.