Bisnis.com, JAKARTA - Supply Chain Indonesia meniai sektor logistik Indonesia membutuhkan figur berintegritas dalam meningkatkan kinerja logistik setelah terkatung-katung lama tanpa kejelasan institusi induk.
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan pengelolaan logistik nasional selama 5 tahun terakhir masih belum efisien yang ditandai dengan biaya logistik yang tinggi.
Kinerja sektor logistik Indonesia juga tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara Asean lain seperti Singapura, Thailand, Malaysia, bahkan Logistics Performance Index (LPI) Indonesia pada 2018 di bawah Vietnam.
"Logistik Indonesia yang banyak pemangku kepentingan membutuhkan figur pimpinan dengan kemampuan yang memadai untuk mengoordinasikan para pihak dari sejumlah kementerian/lembaga terkait dan badan usaha dari berbagai sektor, hingga pemerintah daerah," ujarnya, MInggu (24/11/2019).
Menurutnya, figur tersebut mesti memiliki integritas yang tinggi, terbuka menerima pandangan dan pemikiran dari berbagai pihak, termasuk dari para pelaku usaha serta lembaga penelitian dan pengembangan sektor logistik.
Pandangan dan pemikiran itu sangat penting sebagai masukan dalam perbaikan dan pengembangan sistem logistik yang sangat dinamis.
Selain itu, lanjutnya, figur tersebut juga harus independen dan tidak terafiliasi dengan pihak-pihak lain, misalnya asosiasi atau lembaga tertentu, yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.
"Dengan kepemimpinan dan koordinasi oleh figur yang tepat ini, sektor logistik Indonesia diharapkan dapat mengejar ketertinggalan melalui program pengembangan logistik yang terintegrasi dengan program pembangunan secara nasional," ujarnya.
Selain peningkatan efisiensi dan kinerja, dia menilai pembenahan fundamental diperlukan karena sektor logistik Indonesia menghadapi tantangan untuk memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi, penguatan struktur industri, serta peningkatan daya saing produk dan komoditas.
"Program pembangunan logistik sangat diperlukan juga untuk menghadapi berbagai tantangan pada saat ini dan masa depan dalam bentuk digitalisasi, sharing economy, internet of things, cloud logistics, dan blockchain," jelasnya.
Figur yang kuat sangat diperlukan dalam mengembangkan ekosistem logistik nasional 2020 serta agar Indonesia dapat berperan penting dalam ekosistem logistik terintegrasi kawasan menjelang Asean Connectivity 2025.
"Dengan mempertimbangkan kebutuhan mengoordinasikan beberapa kementerian/lembaga dan pihak-pihak terkait, SCI merekomendasikan koordinasi sektor logistik dipegang oleh pejabat eselon I," katanya.
Setijadi mengharapkan pemerintah membentuk lembaga logistik permanen dalam bentuk badan logistik nasional dan regulasi yang kuat agar perencanaan dan implementasi pengembangan sektor logistik lebih efektif.