Bisnis.com, PEKANBARU — Sebagai BUMN yang diberi penugasan oleh pemerintah, PT Hutama Karya (Persero) terus memacu pembangunan jalan tol Pekanbaru—Dumai, termasuk simpang susun yang ada di seksi 2.
Manajer Pelaksana Proyek tol Pekdum seksi 1 dan 2 Bambang Ismono menjelaskan bahwa lahan di rute tol Pekdum seksi 1 sampai 3 memiliki kontur yang naik turun sehingga kontraktor harus melakukan upaya lebih untuk menyambungkan jalan bebas hambatan itu dari satu dataran tinggi ke dataran rendah.
"Misalnya, di interchange [simpang susun] Perawang—Minas itu tadi agak berbeda dengan lainnya karena ada tiga susun, yaitu ramp 4 di atas, jalan akses di tengah, dan ramp 3 di bawahnya," ujarnya kepada Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019, Jumat (22/11/2019).
Dia menjelaskan bahwa untuk jalan akses menuju simpang susun Minas, pihaknya menggunakan tiang pancang yang tingginya mencapai 25 meter.
Hal itu dilakukan karena bisa menghemat biaya konstruksi bila dibandingkan dengan harus menimbun dataran rendah sampai ketinggian yang dibutuhkan. Bila ditimbun, lereng hasil dari timbunan juga menjadi rawan longsor.
Sementara itu, dengan memakai pancang, lahan yang dibutuhkan untuk dasar tiang hanya selebar jalan tol saja.
Baca Juga
"Itulah beberapa tantangan dan keistimewaan tol Pekanbaru-Dumai bila dibandingkan proyek tol lain di Indonesia, walau panjang jalan yang dibangun sama, tapi di sini pekerjaannya menjadi semakin berlipat-lipat," ujarnya.