Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Natal, Organda Keluhkan Kelangkaan Solar

Ketua Bidang Angkutan Penumpang DPP Organda Kurnia Lesani Adnan menuturkan salah satu daerah yang terparah mengalami kelangkaan BBM Solar terjadi di Padang, Sumatra Barat.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa (kiri) berdialog dengan Retail Operational AKR Lampung Hariyono mengenai penghentian penjualan solar subsidi di SPBKB AKR Katibung, Lampung Selatan. /Bisnis - David Eka I.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa (kiri) berdialog dengan Retail Operational AKR Lampung Hariyono mengenai penghentian penjualan solar subsidi di SPBKB AKR Katibung, Lampung Selatan. /Bisnis - David Eka I.

Bisnis.com, JAKARTA - DPP Organda mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak bersubsidi jenis Solar di beberapa daerah menjelang musim puncak angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.

Ketua Bidang Angkutan Penumpang DPP Organda Kurnia Lesani Adnan menuturkan salah satu daerah yang terparah mengalami kelangkaan BBM Solar terjadi di Padang, Sumatra Barat. Hampir semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Padang mencantumkan tulisan Solar habis dalam papan-papan pengumuman.

"Sekarang sedang ramai antre BBM, Solar subsidi tidak tahu ke mana," katanya kepada Bisnis.com, Minggu (17/11/2019).

Menurutnya, situasi kelangkaan Solar tersebut sudah terjadi sejak Oktober 2019 dan masih berlanjut hingga saat ini. Berdasarkan laporan yang diterima Organda, pasokan di daerah semakin hari semakin minim, karena terjadi pengurangan volume pengiriman.

"Ada isu kadang datangnya harusnya setiap hari tapi tidak, jadi pasokannya diturunkan. kalau Bengkulu sudah sejak lama," paparnya.

Dalam 2 pekan terakhir, dia mengatakan sepanjang jalan lintas tengah Sumatra terjadi kelangkaan Solar. Jalur Andalas dari Sumatra Barat, Jambi, hingga ke Lubuk Linggau, Sumatra Selatan terjadi kelangkaan BBM Solar.

Dia bercerita terjadi antrean cukup panjang di SPBU karena kelangkaan BBM Solar bersubsidi. Dia menampik kondisi itu sebagai kelanjutan dari pembatasan BBM bersubsidi yang edarannya sudah dicabut oleh BPH Migas. 

"Ini kejadian lagi mahal kalau kita dengar, beberapa yang punya SPBU Pertamina ada kasih tahu operator pasokan dikurangi, volumenya diturunkan," jelasnya.

Sani, panggilan akrab Kurnia, mengatakan para pengusaha otobus mengalami kerugian berupa pengurangan jumlah ritase atau utilitas angkutan yang menurun.

"Mobil kita yang tadinya Bengkulu-Padang itu jalannya 14 jam sampai, ini bisa jadi 18 jam--19 jam. Untuk yang perjalanan itu bisa dari 18 jam menjadi 24 jam, karena harus mengantre BBM," tuturnya.

Dengan kondisi itu, terangnya, ritase satu bus dalam sebulan yang biasanya bisa mencapai 15 kali kini menjadi hanya 12 kali. "Jam tempuh terlambat dan ada waktu terbuang untuk isi Solar," imbuhnya.

Dia menegaskan daripada terjadi kelangkaan seperti itu baiknya memang ditegaskan subsidi Solar dihilangkan dan pasokan terjamin kelancarannya. Alasannya, dengan kondisi begini terjadi ketidakpastian di lapangan.

Sementara itu, PT Pertamina memastikan ketersediaan Solar subsidi di SPBU mencukupi untuk kebutuhan konsumen.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan Pertamina telah menambah sekitar 20 persen suplai Solar untuk memastikan pemerataan penyaluran dan melakukan percepatan distribusi untuk pelayanan ke masyarakat.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, Pertamina telah menambah suplai Solar untuk ketersediaan yang lebih merata," ujarnya dalam keterangan resmi, belum lama ini.

Namun demikian, Pertamina berharap penyaluran BBM Bersubsidi tepat sasaran, sebab yang terjadi di lapangan hingga kini BBM Bersubsidi masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat yang secara ekonomi tergolong mampu.

Fajriyah meminta masyarakat golongan mampu, agar menggunakan BBM nonsubsidi yang ketersediaannya memang lebih banyak, sehingga BBM subsidi dapat lebih dinikmati oleh penggunanya sesuai ketentuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper