Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menambah pasokan solar untuk daerah-daerah dengan permintaan tinggi. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan solar subsidi baik di terminal BBM maupun di SPBU mencukupi kebutuhan konsumen.
Dalam keterangan resmi Pertamina (15/11/2019) dijelaskan bahwa untuk menjaga keandalan distribusi ke masyarakat, Pertamina telah menambah sekitar 20% pasokan solar untuk memastikan pemerataan penyaluran dan melakukan percepatan distribusi untuk pelayanan ke masyarakat yang lebih optimal.
Hanya saja, saat dikonfirmasi, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengaku tambahan pasokan BBM sebesar 20% dari rata-rata harian hanya untuk daerah-daerah tertentu saja. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan permintaan solar subsidi menjelang akhir tahun.
"[Tambahan pasokan] 20% itu dari rata-rata harian 40.000 kiloliter. Prioritas untuk daerah-daerah tertentu," tuturnya kepada Bisnis.com pada Sabtu (16/11/2019).
Dia berharap penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran. Pasalnya, hingga kini BBM bersubsidi masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat yang secara ekonomi tergolong mampu.
Sesuai dengan Perpres No. 191/2014, BBM tertentu termasuk solar bersubsidi hanya diperuntukkan industri rumah tangga, usaha mikro, usaha pertanian, usaha perikanan, transportasi dan pelayanan umum, termasuk juga kendaraan pribadi dengan kapasitas mesin yang kecil.
Namun, hingga berita ini ditayangkan Fajriyah belum menjelaskan daerah mana saja yang mengalami kelebihan permintaan solar bersubsidi.
Sebelumnya, dari data yang pernah diberikan BPH Migas, setidaknya ada 10 daerah dengan konsumsi solar bersubsidi tertinggi berdasarkan penyaluran 2017 dan 2018. Ke-10 daerah tersebut yakni Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Lampung, Riau, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dan Bangka-Belitung.
Dari 10 provinsi tersebut, penyaluran solar subsidi terbesar ada di Jawa Timur sebesar 2.153.870 KL pada 2017 dan 2.341.000 KL pada 2018. Selain itu, ada Riau dengan realisasi 675.672 KL pada 2017 dan 753.283 pada 2018.