Bisnis.com, MALANG — PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII menggandeng PT Greenfields Indonesia merambah bisnis usaha ternak sapi perah.
Direktur Operasional PTPN XII Anis Febriantomo mengatakan dalam kerja sama tersebut, pihaknya menyediakan lahan untuk dibangun kandang memenuhi kebutuhan dairy farming sapi perah serta lahan untuk penyediaan pakan sapi, yakni odot.
“Bisnis baru ini merupakan suatu upaya optimalisasi lahan dan dapat menambah pendapatan perusahaan. Rencananya, kandang sapi dibangun pada Januari 2020,” ujarnya, Sabtu (9/11/2019).
Kebun yang dimanfaatkan untuk kerja sama tersebut adalah Kebun Bantaran di Blitar, dan Kebun Jatirono, di Banyuwangi. Pupuk kandang ternak dapat dimanfaatkan penuh oleh PTPN XII untuk meningkatkan kesuburan tanaman teh.
“Kerja sama ini harus saling menguntungkan kedua belah pihak, bahkan masyarakat sekitar kebun dengan membuka lapangan kerja baru,” tutur Anis.
Pembangunan kandang di kebun milik PTPN XII itu diperkirakan menelan investasi Rp50 miliar. Sementara itu, nilai investasi dari PTPN XII masih dihitung tenaga appraisal, sehingga proporsi bagi hasilnya masih belum diketahui secara detail.
Baca Juga
Perusahaan pelat merah itu mengakui bisnis sapi perah bukanlah keahlian mereka. Oleh karena itu, pengelolaan bisnis tersebut sepenuhnya diserahkan kepada Greenfields.
PTPN XII dan Greenfields meyakni susu yang diproduksi bakal terserap karena karena kebutuhan susu nasional sebagian besar masih bergantung pada impor.
Adapun jumlah sapi yang dikelola dalam kerja sama tersebut mencapai 3.500 ekor, yang terdiri atas 3.000 ekor sapi betina dan 500 ekor sapi jantan, yang nantinya dimanfaatkan untuk sapi pedaging.
Kebutuhan lahan untuk rumput odot dengan sapi sebanyak itu mencapai 120 hektare (ha). Dari kebutuhan lahan rumput sebanyak itu, 20 ha di antaranya diperoleh dari lahan masyarakat.
Anis memperkirakan masyarakat akan antusias menanam odot karena menguntungkan dari sisi ekonomis. Pendapatan per hektare tanaman tersebut diklaim mencapai 60 juta/tahun.
Dia mengakui harga susu nasional kurang memberikan insentif bagi industri untuk menjual susu segar ke industri pengolahan susu (IPL). Namun, Greenfields disebut bersedia membeli susu dengan harga yang lebih kompetitif daripada harga pasar.
Jika pun harga susu mengacu harga pasar, Anis menyatakan akan tetap menguntungkan karena produksi per sapi yang dikelola Greenfields. Dengan teknologi dairy farming yang bagus, produksi per ekor sapi bisa dipacu menjadi 60 liter/ekor/hari sehingga secara pendapatan tetap menguntungkan bagi PTPN XII.