Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Depan Dinilai Belum Bersahabat terhadap Investor Properti

Pengembang disarankan agar meluncurkan produk yang target utamanya untuk pasar end user karena pertumbuhan kebutuhannya akan selalu ada.
Ilustrasi rumah mewah/Vancouver-realestates.com
Ilustrasi rumah mewah/Vancouver-realestates.com

Bisnis.com, JAKARTA — Menjelang 2020, banyak pengembang properti yang tetap percaya diri untuk meluncurkan beragam produknya dengan harapan bisa mendapat kinerja penjualan lebih baik setelah tersendat-sendat pada tahun ini.

Namun, 2020 diperkirakan belum begitu bersahabat, terutama bagi para investor. Pasalnya, seperti disampaikan Dani Indra Bhatara, Vice President Coldwell Banker, pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan masih stagnan, bahkan sejumlah ekonom memperkirakan menurun.

Hal itu bukan hanya dikarenakan kondisi dari dalam negeri, melainkan juga pengaruh dari pergerakan ekonomi secara global.

Menurutnya, di Indonesia pertumbuhannya masih akan berada di kisaran 5,10 persen—5,30 persen.

Akan tetapi, dengan dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden serta kabinet pemerintahan yang baru periode 2019—2024, Dani mengatakan bahwa hal itu diharapkan bisa memberi dorongan kepada perekonomian nasional walaupun kemungkinan tidak banyak dan perlu waktu yang panjang.

“Jadi, [pemerintahan] sebelumnya kan selalu bikin kebijakan, tapi tidak cepet pelaksanaannya. Jadi, kita juga belum melihat bahwa adanya perubahan kebijakan kemarin-kemarin bisa cepat memecahkan masalah. Semoga bisa berlaku tahun depan dan mendorong perekonomian,” kata Dani kepada Bisnis, Minggu (3/11/2019).

Dengan kondisi tersebut, Dani menyarankan agar pengembang meluncurkan produk yang target utamanya untuk pasar end user. Hal itu karena pada sektor tersebut pertumbuhan kebutuhannya akan selalu ada.

Tahun depan menurutnya belum akan begitu bersahabat untuk investor. Selain perekonomian, kebijakan mengenai pajak juga belum ada kejelasan. Bagi pajak-pajak yang direlaksasi juga belum memberi dampak sehngga sampai tahun depan diperkirakan masih belum menguntungkan bagi investor.

“Memang pemerintah butuh waktu. Harapannya mereka [pemerintah] di kabinet yang baru tahun depan lebih mengerti terkait dengan dampak kebijakan-kebijakan itu sehingga implementasinya juga lebih baik,” sambungnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper