Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo masih mempertimbangkan tawaran impor produk perikanan dari wilayah Fukushima yang diusulkan oleh pemerintah Jepang.
Usulan itu muncul saat Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii mendatangi Edhy Prabowo di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (31/10/2019). Kedatangan Masafumi guna memastikan kerja sama yang telah dilakukan antara Jepang dan Indonesia tetap berlanjut pascapergantian pimpinan KKP.
Dalam pertemuan itu, Masafumi juga mengusulkan beberapa hal tentang impor ikan. Salah satunya yakni impor ikan dari Laut Fukushima yang terdampak bencana nuklir pada 2011.
Dubes Jepang menyatakan bahwa hasil laut tersebut sudah terbebas dari efek nuklir. “Ini akan kita pelajari,” kata Edhy kepada Bisnis, Kamis (31/10/2019).
Lebih lanjut Edhy menuturkan kerja sama antara Indonesia dan Jepang selama ini terjalin dengan sangat baik. Oleh karena itu, kerja sama antarkedua negara harus dirawat dan ditingkatkan.
Edhy menuturkan, kerja sama sudah dibangun antara Jepang dan Indonesia di sektor kelautan dan perikanan pada era Susi Pudjiastuti. Salah satunya terkait dengan bantuan senilai 2,5 miliar yen dari pemerintah Jepang untuk program pengembangan sektor perikanan pada pulau-pulau terluar Indonesia.
Adapun fasilitas dan target area dari program ini berupa fasilitas pelabuhan perikanan dan pasar ikan di daerah Sabang (Provinsi Aceh), Natuna (Provinsi Riau), Morotai (Provinsi Maluku), Saumlaki (Provinsi Maluku), Moa (Provinsi Maluku), dan Biak (Provinsi Papua). Selain itu ada pula bantuan hibah 1 kapal, hibah 3 radar di Kawasan Natuna, serta hibah kapal penangkap udang.