Bisnis.com, JAKARTA - PT Samindo Resources Tbk. mencetak kenaikan volume pemindahan batuan penutup atau overburden removal pada kuartal III/2019 seiring dengan turunnya curah hujan.
Direktur Independen Samindo Resources Ahmad Saleh mengatakan pada kuartal II/2019, volume batuan penutup perseroan berjumlah hanya mencapai 12,5 juta bank cubic meter (bcm). Adapun realisasinya meningkat pada kuartal III/2019 dengan volume overburden removal mencapai 15,5 juta bcm.
“Dibandingkan dengan kuartal II, volume batuan penutup di kuartal II naik hingga 23,3%. Ini karena kuartal II curah hujan cukup tinggi sehingga masuk di kuartal III, curah hujan rendah dan kami genjot kinerja," ujarnya dalam paparan kinerja kuartal III/2019, Rabu (30/10/2019).
Adapan sepanjang 9 bulan tahun ini, total overburden removal emiten dengan kode saham MYOH tersebut telah mencapai 40,1 juta bcm atau 69,02% dari target tahun ini sebanyak 58,1 bcm.
Dari sisi produksi, perseroan yakin mampu melampaui target tahun ini sebanyak 10,7 juta ton setelah realisasinya mencapai 8,7 juta ton hingga kuartal III/2019. Adapun produksi batu bara MYOH sepanjang tahun lalu mencapai 9,9 juta ton.
Saleh mengungkapkan rendahnya curah hujan menjadi faktor utama yang mendorong naiknya kinerja operasi perseroan.
"Kami berharap dalam 2 bulan ini curah hujan tak setinggi waktu seperti ini pada tahun lalu. Dengan prediksi curah hujan yang tak terlalu tinggi hingga akhir tahun, insyaallah target tercapai. Kalau curah hujan tinggi hingga akhir bulan Desember, tentu akan pengaruh pada kinerja," tuturnya.
Investor Relations Manager MYOH Ahmad Zaki Natsir menambahkan cuaca memang menjadi hambatan terbesar dalam kegiatan operasi tambang memang cuaca. Sepanjang paruh pertama tahun ini, curah hujan di lokasi penambangan sangat tinggi.
Dia memaparkan dalam beberapa hari sepanjang kuartal II/2019, waktu pemeliharaan pada saat hujan rerata 7 jam per hari. Artinya, aktivitas operasional dapat berjalan normal selama 17 jam saja.
"Saat hujan turun, dalam pit ini seperti kubangan, kolam, sehingga kami tak bisa beroperasi. Hujan turun kami lakukan pembersihan sehingga bisa beroperasi butuh waktu 7 jam. Saat ini lebih kondusif kondisinya, kemarin sempat kemarau sehingga operasional maksimal," ucapnya.
Adapun sepanjang Juli-Agustus 2019, rerata waktu pemeliharaan saat hujan hanya 1,1 jam per hari.
Dari sisi keuangan, hingga September 2019, perusahaan jasa pertambangan tersebut membukukan pendapatan senilai US$188,9 juta atau naik 7,82% dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu senilai US$175,2 juta.
Zaki menambahkan dari belanja modal yang dianggarkan tahun ini senilai US$17,8 juta, yang sudah terealisasi sekitar 60% dengan alokasi sekitar US$14,5 juta untuk overburden removal dan produksi batu bara.