Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amran Minta Syahrul Yasin Limpo Kejar Swasembada Empat Komoditas Ini

Dalam pesannya, Amran meminta Syahrul dapat membenahi permasalahan yang menyertai komoditas gula, bawang putih, kedelai, dan daging sapi. “Kami sudah diskusi dan saya yakin ke depan Pak Syahrul bisa menyelesaikannya. Ini diselesaikan satu per satu,” kata Amran di Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Politisi Partai Nasdem sekaligus Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo/ Antara-Puspa Perwitasari
Politisi Partai Nasdem sekaligus Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo/ Antara-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian periode 2014-2019 Andi Amran Sulaiman meninggalkan sejumlah pekerjaan rumah bagi penerusnya, Syahrul Yasin Limpo yang mulai mengemban tugas untuk lima tahun ke depan.

Dalam pesannya, Amran meminta Syahrul dapat membenahi permasalahan yang menyertai komoditas gula, bawang putih, kedelai, dan daging sapi. “Kami sudah diskusi dan saya yakin ke depan Pak Syahrul bisa menyelesaikannya. Ini diselesaikan satu per satu,” kata Amran di Jakarta, Jumat (25/10/2019).

Ia menyatakan menteri yang baru harus bisa melanjutkan target menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045. Lama mengenal Syahrul yang juga putra Sulawesi Selatan, Amran mengaku yakin ke depannya permasalahan di Kementan bisa dibenahi.

“Jadi yang dulu kita selesaikan beras, hari ini selesai berdaulat dan kemudian telur ayam dan domba ada peningkatan ekspor 9 juta ton. Ke depan yang harus diselesaikan empat komoditas tadi,” imbuh Amran.

Defisit neraca gula, kedelai, bawang putih, dan daging sapi memang masih menjadi kendala yang dihadapi sektor pangan nasional. Untuk gula misalnya, dengan produksi gula kristal putih di kisaran 2 juta ton setiap tahunnya, Indonesia setidaknya harus mengimpor lebih dari 3 juta ton untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman.

Di sisi lain, pemerintah menargetkan dapat mewujudkan swasembada gula konsumsi pada 2019 dengan target produksi 2,5 juta ton.

Komoditas kedelai pun memperlihatkan hal serupa. Produksi kedelai cenderung memperlihatkan tren penurunan selama 2015 sampai 2017 yakni masing-masing sebesar 963.183, kemudian 859.653 pada 2016 dan 538.728 ton pada 2017. Produksi kembali meningkat menjadi 982.598 ton pada 2018.

Sementara itu untuk impor, data Badan Pusat Statistik memperlihatkan sepanjang 2015 dan 2016, pemasukan impor kedelai berkisar di angka 2,2 juta ton. Angka ini naik menjadi 2,6 juta ton pada 2017 dan 2,5 juta ton pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper