Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan mensubsidi harga tiket LRT Jabodebek sehingga penumpang cukup hanya membayar setengah harga.
Kementerian Perhubungan mengungkapkan tarif layanan LRT Jabodebek bakal disubsidi oleh pemerintah hingga 50 persen dari harga komersialnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan proyek LRT Jabodebek ditargetkan selesai pada 2020 dan beroperasi pada 2021. Tarif tiket akan disubsidi sehingga tidak memberatkan masyarakat pengguna.
"Tarif dari Cibubur-Dukuh Atas nantinya Rp12.000 dan telah disubsidi 50 persen dari pemerintah. Harga komersialnya mencapai Rp25.000," kata Budi, Minggu (13/10/2019).
Progres pembangunan LRT Jabodebek hingga hari ini sudah mencapai 66,13 persen. Perinciannya untuk Lintas Cawang-Cibubur 85,73 persen, Lintas Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 56,10 persen, dan Lintas Cawang-Bekasi Timur 59,52 persen.
Diprediksi pembangunan ketiga Lintas akan selesai pada 2020 dan sudah operasional 2021. Kereta LRT dapat menampung 1.308 orang jika dalam keadaan padat dan 740 orang dalam keadaan normal, dengan headway atau waktu tunggu penumpang selama 2 hingga 3 menit di setiap stasiun.
LRT Jabodebek akan menggunakan sistem persinyalan moving block. Sistem ini merupakan sistem persinyalan berfungsi dengan memblok zona di masing-masing kereta, sehingga mampu melakukan identifikasi posisi kereta dengan cepat dan tepat.
Penerapan sistem moving block pada LRT Jabodebek akan memperpendek jarak kereta yang sedang beroperasi. Sistem persinyalan moving block akan terhubung dengan sistem sinyal pusat dan sistem sinyal kereta, yang diklaim dapat lebih unggul dibandingkan dengan sistem fixed block.