Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Diprediksi Stabil Sampai Akhir Tahun

Agung menyebutkan stok beras Perum Bulog per 7 Oktober 2019 tercatat mencapai 2,34 juta ton. Kondisi tersebut sangat aman mengingat standar cadangan beras Pemerintah berkisar 1-1,5 juta ton.
Pekerja mengangkat karung isi beras di Gudang Beras Bulog, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Abriawan Abhe
Pekerja mengangkat karung isi beras di Gudang Beras Bulog, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Abriawan Abhe

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Agung Hendriadi mengimbau masyarakat tak khawatir menyikapi ketersediaan beras di tengah kemarau tahun ini yang cukup panjang. Ia mengemukakan stok beras sampai saat ini berada dalam kondisi yang sangat aman

Agung menyebutkan stok beras Perum Bulog per 7 Oktober 2019 tercatat mencapai 2,34 juta ton. Kondisi tersebut sangat aman mengingat standar cadangan beras Pemerintah berkisar 1-1,5 juta ton.

“Ketersediaan stok ini pun masih didukung dengan kegiatan penyerapan gabah dan beras yang masih dan terus berlangsung sampai akhir tahun, sehingga stok beras pemerintah akan tetap terjaga aman,” terang Agung dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (8/10/2019).

Selain itu, pantauan stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta yang merupakan barometer perdagangan beras nasional juga menunjukkan kondisi yang aman dan stabil. Per akhir September 2019, stok beras di PIBC mencapai 49.378 ton atau 64,59 persen di atas stok normal akhir bulan sebesar 30.000 ton. Kondisi stok tersebut jauh lebih tinggi sekitar 10,08 persen dibanding stok tahun 2018 pada periode yang sama, yaitu sebesar 44.855 ton.

“Dengan kondisi stok beras di Bulog dan PIBC yang jauh melebihi standar normal kebutuhan, diprediksi harga beras dapat tetap terjaga stabil,” sambungnya.

Menyitir data BPS, harga beras rata-rata bulanan periode Januari-September 2019 mengalami penurunan sekitar 0,16 persen per bulan, dari Rp11.656 per kilogram (kg) pada bulan Januari menjadi Rp 11.509 per kg pada bulan September.

Kondisi harga  beras Januari-September 2019 dibandingkan tahun 2018 pada periode yang sama juga menunjukkan harga lebih stabil yang ditunjukkan dengan angka koefisien variasi (cv) yang lebih rendah, yaitu sebesar 1,12 persen, sedangkan tahun 2018 sebesar 2,63 persen.

Agung mengemukakan stabilnya harga beras berpengaruh pada kondisi harga komoditas pangan strategis lainnya, sehingga berdampak pada tingkat inflasi. Rilis BPS pada awal Oktober 2019 menyebutkan bahwa bahan makanan justru menyumbang deflasi September sebesar 0,27 persen. Dari 82 kota yang dipantau, terdapat 70 kota yang mengalami deflasi dengan kisaran 0,02-1,94 persen, sedangkan 12 kota lainnya mengalami inflasi berkisar 0,01-0,9 persen.

“Mencermati kondisi perberasan nasional saat ini, Pemerintah optimistis harga dan pasokan beras sampai akhir tahun 2019 bahkan sampai awal tahun 2020 dapat terjaga stabil dan aman. Hal ini didukung data-data harga maupun stok dan pasokan, baik yang ada di pemerintah, dalam hal ini Perum Bulog maupun yang ada di swasta seperti PIBC yang menunjukkan sampai akhir September 2019 tetap stabil dan aman,” tambah Agung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper