Bisnis.com, JAKARTA — PT Berdikari (Persero) menilai daging sapi asal Brasil mampu bersaing untuk diserap konsumen dalam negeri kendati harganya lebih tinggi dibandingkan daging kerbau asal India.
Direktur Utama Berdikari Eko Taufik Wibowo memperkirakan harga daging asal Brasil masih berada di kisaran US$4 per kg. Menurutnya, harga tersebut masih bisa bersaing dan bisa diserap oleh konsumen di segmentasi menengah ke bawah dan industri makanan skala kecil menengah.
"Harganya beda tipis, lebih tinggi dari India, sekitar US$4 per kg. Tapi, lebih murah daripada Australia yang berada di kisaran US$5 per kg. Jadi, untuk konsumsi menengah ke bawah masih bisa masuk di bawah Rp80.000 per kg," tutur Eko.
Adapun pihaknya menargetkan dapat mengimpor sapi bakalan sebanyak 30.000 ekor sampai akhir tahun. Sampai saat ini, total pemasukan sapi bakalan yang telah dilaksanakan Berdikari baru sekitar 9.000 ekor atau 30 persen dari target.
Terkait realisasi tersebut Eko mengemukakan perseroan memperhatikan kondisi pasar daging sebelum melakukan pemasukan sapi bakalan. Ia mengatakan harga daging sapi hasil penggemukan turut dipengaruhi pasokan daging kerbau impor asal India sehingga pihaknya perlu menjaga ritme pengadaan sapi bakalan.
Berdasarkan data prognosis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, kebutuhan daging nasional sepanjang 2019 diperkirakan mencapai 686.271 ton. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah memperkirakan 58,95 persen kebutuhan akan dipenuhi melalui produksi sapi lokal, sementara 41,05 persen sisanya dipenuhi melalui impor sapi bakalan maupun daging beku sebanyak 291.980 ton.
Pemasukan sapi bakalan sendiri diperkirakan mencapai 500.000 ekor atau setara dengan 99.980 ton, sementara sisanya dipenuhi melalui impor 92.000 daging sapi dan 100.000 ton daging kerbau.