Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah usaha rintisan atau startup yang terus bertumbuh diproyeksi bakal mendorong permintaan untuk ruang perkantoran masih akan cukup tinggi dalam kurun 1 tahun—2 tahun ke depan.
Berdasarkan data terbaru startupranking.com, jumlah usaha rintisan di Indonesia mencapai 2.135 unit. Indonesia menempati posisi ke-5 jika dibandingkan dengan negara lainnya. Posisi teratas ditempati Amerika Serikat, disusul India, Inggris, dan Kanada.
Jika melihat jumlah usaha rintisan yang bertumbuh pesat dalam beberapa tahun belakangan ini, Vice President Coldwell Banker Dani Indra Bhatara mengatakan bahwa kebutuhan ruang perkantoran dari para startup dalam kurun 1 tahun—2 tahun ke depan bisa meningkat sekitar 3—4 kali lipat.
“Perkembangannya cepat karena mereka mendapat suntikan dana dan harus tumbuh sehingga dalam 1—2 tahun kebutuhan ruang bisa naik sekitar tiga sampai empat kali lipat,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (16/9/2019).
Dani mengatakan bahwa kehadiran perusahaan teknologi juga turut mendorong penyerapan ruang sewa perkantoran.
Hasil riset Coldwell, pada kuartal II/2019, okupansi perkantoran di Jakarta mencapai 81,06 persen. Namun, okupansi perkantoran di kawasan pusat niaga (central business district/CDB) sekitar 78,15 persen.
Baca Juga
“Angka tersebut turun 1 persen jika dibandingkan dengan okupansi pada periode yang sama tahun lalu, tetapi relatif sudah mulai naik sekitar 0,30 persen—0,50 persen jika dibandingkan kuartal sebelumnya,” jelasnya.
Menurut Dani, sentimen pasar, dan serapan untuk ruang perkantoran sebenarnya sudah menunjukkan tren yang cukup positif. Meskipun demikian, kenaikan suplai perkantoran membuat okupansi masih tertekan.