Bisnis.com, JAKARTA — Progres pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Muara Laboh telah mencapai 96 persen hingga kuartal II/2019.
PLTP Muara Laboh merupakan proyek panas bumi berkapasitas 220 megawatt (MW) yang dikembangkan PT Supreme Energy Muara Laboh (PT SEML). PLTP Muara Laboh unit 1 berkapasitas 80 MW memiliki target beroperasi komersial (commercial operation date/COD) pada 2019 dan unit 2 sebesar 140 MW pada 2024.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) F.X. Sutijastoto mengatakan pembangunan PLTP menjadi salah satu strategi untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebesar 23 persen pada 2025. Pemerintah juga berharap pembangunan PLTP tersebut mampu mendukung ekonomi masyarakat daerah sekitar.
"Pembangunan PLTP di Muara Laboh merupakan proyek yang sangat besar. Bagaimana kita membangun, tidak hanya proyeknya saja, tetapi dapat mendukung atau membuka ekonomi baru di daerah setempat dan masyarakat setempat bisa menikmati hasilnya," katanya, seperti dikutip dalam rilis, Kamis (12/9/2019).
Presiden Direktur PT Supreme Energy Nisriyanto mengatakan progres dari water treatment plant (WTP) Muara Laboh akan dimaksimalkan rampung pada Desember 2019. Dengan progres proyek yang telah mencapai 96 persen, perseroan tinggal menyelesaikan pekerjaan mekanikal dan elektrikal serta pembelian peralatan.
Saat ini, pengiriman sejumlah infrastruktur untuk keperluan pekerjaan tersebut ke lokasi belum selesai, sedangkan untuk pekerjaan fondasi jalur pemipaan sudah selesai dilaksanakan.
Baca Juga
PT SEML juga telah melakukan pengeboran enam sumur eksplorasi, sembilan sumur produksi, dan 3 sumur injeksi.
Berdasarkan hasil kegiatan eksplorasi, cadangan terbukti sebesar 84 MW (gross) sehingga terdapat perubahan rencana pengembangan yang semula 220 MW menjadi 80 MW (nett). Total investasi untuk proyek ini sekitar US$470 Juta.
"Proyek ini dimulai dari Maret 2008 dengan dilakukan uji pendalaman selama 5 bulan dan dilanjutkan dengan penerbitan WKP [wilayah kerja panas bumi] pada 2008 sampai 2009. Ini merupakan proyek percepatan dari generasi yang pertama," katanya.