Bisnis.com, JAKARTA -- Sampai 6 bulan ke depan masih ada ketidakyakinan konsumen pada kondisi ekonomi lagi-lagi akibat ketersediaan lapangan kerja yang minim.
Berdasarkan Survei Konsumen Agustus 2019 dari Bank Indonesia, tingkat keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan kondisi 6 bulan yang lalu melemah. Kondisi ini tercermin dari indeks penghasilan saat ini yang turun dari 123,3 pada bulan sebelumnya menjadi 118,4.
Kondisi ini diperparah denga penurunan indeks penghasilan terjadi pada seluruh kategori pengeluaran responden. Penurunan terdalam pada responden dengan pengeluaran Rp2,1-3 juta
per bulan. Sementara dari sisi usia, penurunan penghasilan terjadi pada responden berusia 20-50 tahun.
Masih dari survei yang sama, persepsi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja pada Agustus 2019 memang meningkat. Hal ini terindikasi dari Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja yang meningkat dari 96,6 pada bulan sebelumnya menjadi 98,5. Adapun peningkatan indeks terutama terjadi pada kelompok responden berpendidikan akademi dan pascasarjana. Sementara berdasarkan usia kenaikan indeks terjadi pada hampir seluruh kategori usia.
Namun ekspektasi konsumen terhadap tersedianya lapangan kerja pada 6 bulan mendatang juga menurun. Hal ini terindikasi dari Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja Agustus 2019
yang sebesar 122,4, lebih rendah 3,4 poin dari bulan sebelumnya.
Survei ini menyatakan penurunan indeks terjadi pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan SLTA, akademi, dan pascasarjana. Sementara menurut usia, penurunan indeks terjadi pada responden berusia 20-30 tahun dan 41-60 tahun.
Baca Juga
Sejalan dengan indikator ekspektasi lainnya, perkiraan kegiatan usaha dalam 6 bulan mendatang juga sedikit melemah dari bulan sebelumnya.
Hal ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha yang menurun 0,5 poin dari bulan sebelumnya menjadi 138,6.
Penurunan indeks terjadi pada sebagian besar kategori pengeluaran terutama responden dengan pengeluaran Rp2,1-Rp3 juta per bulan. Sementara menurut kategori usia, penurunan indeks terjadi pada responden berusia 41-60 tahun.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan masalah ketersediaan lapangan kerja memang masalah lama yang tak kunjung selesai. Solusi atas masalah ini juga tak bisa dirampungkan dalam waktu singkat.
Oleh sebab itu, pemerintah harus menjaga indeks ketersediaan lapangan kerja jangan sampai turun bebas di bawah 100 poin.
"Masalah ketidakpastian lapangan kerja ini sulit maka pemerintah jangan memberi kebijakan kontradiktif," ujar Lana kepada Bisnis, Kamis (5/9/2019).
Dia menilai, salah satu contoh penyerapan lapangan kerja alternatif yang bisa meningkatkan optimisme adalah pekerjaan berbasis digital. Sebut saja contohnya sopir transportasi online.
Sayangnya, dengan sejumlah aturan baru dari pemerintah maupun pelaku usaha membuat optimisme konsumen atas pekerjaan ini mulai terkikis.
"Makanya lapangan kerja online transportasi untuk tarifnya jangan diganggu. Barang administrated price juga jangan diganggu yaa," terang Lana.
Asal tahu saja, survei ini menyatakan pada Agustus 2019, indeks ekspektasi penghasilan menurun sebesar 3,2 poin dari bulan sebelumnya menjadi 147,0.
Penurunan indeks terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran, namun terdalam pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp2,1-Rp3 juta per bulan.
Berdasarkan kategori usia responden, penurunan indeks ekspektasi penghasilan terdalam terjadi pada responden berusia di atas 60 tahun.