Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) menempatkan pengurasan minyak tahap lanjut (enhanced oil recovery/EOR) di blok Rokan sebagai program besar yang memerlukan waktu pengerjaan bertahap.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan EOR menjadi program besar Pertamina setelah mengelola blok Rokan. Dia berharap persiapan EOR blok Rokan dapat dilakukan pada 2021.
"EOR kan bukan [program] dengan waktu yang cepat, butuh waktu membangun. Hasilnya kalau kami terapkan sekarang baru bisa berdampak beberapa tahun ke depan," katanya, Kamis (5/9/2019).
Terkait usulan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) agar Pertamina mempercepat penerapan EOR di blok legendaris tersebut, Dharmawan mengaku masih menjalin diskusi mendalam dengan kontraktor eksisting, Chevron Pacific Indonesia.
"Tahun depan semoga kita sudah melakukan aktivitas dengan Chevron. Aktivitas artinya, Chevron melakukan aktivitas dalam konteks bekerja sama dengan kita," katanya.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto berharap hasil uji coba Chevron untuk EOR di blok Rokan bisa menjadi milik negara. Menurutnya, apabila Pertamina sebagai operator baru dapat menggunakan data yang diperoleh Chevron dari uji coba yang dilakukan, maka proses EOR bisa lebih cepat.
Baca Juga
"Ini [data Chevron] tentunya bisa dipakai oleh kontraktor yang baru," katanya.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada kesepakatan dengan Chevron apakah data tersebut dapat digunakan oleh pihak lain. Padahal, pemerintah telah mengucurkan cost recovery senilai US$187 juta untuk membiayai EOR di blok Rokan.