Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) menyatakan rencana mencari mitra dalam bisnis hulu migas sebagai hal yang biasa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan global.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan dalam bisnis hulu migas, tidak ada perusahaan migas global yang tidak bermitra. Idealnya, perusahaan migas rata-rata memiliki mitra di 80 persen dari total blok migas yang dimilikinya.
Sementara itu, Pertamina baru bermitra untuk pengelolaan 30 persen blok migasnya.
Saat ini, Pertamina total mengelola sebanyak 99 aset migas di dalam dan luar negeri melalui anak usahanya. PT Pertamina Hulu Energi mengelola 58 blok migas, PT Pertamina EP satu blok migas, PT Pertamina EP Cepu satu blok migas, PT Pertamina EP Cepu ADK satu blok migas, PT Pertamina Hulu Indonesia tiga blok migas, dan PT Pertamina Internasional EP 35 blok migas.
Sayangnya, Nicke belum dapat memastikan blok migas mana saja yang akan dilepas sebagian kepemilikannya. “Sudah ada [daftarnya]. Jadi kami harapkan akhir tahun sudah mulai rilis daftarnya dan mulai mengundang calon mitra,” tuturnya di sela-sela The 43rd IPA Convex 2019, Rabu (4/9/2019).
Nicke menambahkan kerja sama dengan perusahaan migas lain dapat memberi solusi pendanaan dalam pengembangan blok migas. Selain itu, bermitra dengan perusahaan migas lain membuka peluang untuk Pertamina masuk ke wilayah kerja migas di negara lain.
"Kami juga ingin lakukan pengembangan teknologi, tapi cari partner yang memang sudah memiliki dan mengimplementasikan proven teknologi," tambahnya.
Adapun upaya mendorong produksi, menjadi isu sentral bagi Pertamina, mengingat kinerjanya pada semester I/2019 masih di bawah target.
Sepanjang semester I/2019, produksi minyak Pertamina tercatat sebanyak 413.000 barel per hari (bph) atau 99,76 persen dari target perusahaan sebanyak 414.000 bph.
Sementara itu, produksi gas sebanyak 2.856 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) atau setara 97,04 persen dari target perusahaan yang ditetapkan sebanyak 2.943 mmscfd.