Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Yayasan Kesejahteraan, Pendidikan, dan Sosial Sahid Jaya Nugroho B. Sukamdani berpendapat pihaknya menyetujui rencana penggunaan rektor asing di perguruan tinggi swasta.
Menurutnya, hal ini upaya dari proses internasionalisasi pendidikan, meningkatkan profesionalisme, mengupdate konten dan sistem akademik agar lebih berkualitas dan lulusannya cocok dengan tuntutan kerja zaman sekarang.
"Enggak masalah. Bisa lebih bermutu. Yang penting peraturannya win-win results. Pendidikannya bisa mengikuti trend nasional maupun internasional di kawasan Asia yang pendidikannya sudah kebih maju," tutur Nugroho.
Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Pusat M Budi Djatmiko menyetujui langkah pemerintah untuk mengundang rektor asing memimpin perguruan tinggi swasta dan negeri.
Menurutnya, lebih baik mengundang rektor dan dosen asing daripada mengundang perguruan tinggi asing masuk Indonesia yang sangat ditentang keras oleh seluruh anggota APTISI karena dilihat dari pemanfaatannya perguruan tinggi asing masuk Indonesia lebih banyak masalah yang kompleks terutama bagi perguruan tinggi swasta.
"Untuk mengundang rektor dan dosen asing, perlu banyak merubah peraturan, mulai dari Peraturan Pemerintahnya dan Peraturan Menteri, status perguruan tinggi dan lain-lain," katanya.
Baca Juga
Dia menilai dalam melaksanakan uji coba rektor asing dosen asing, pemerintah perlu hati-hati dan tak terburu-buru dan perlu dilakukan kajian mendalam.
Dia menilai dengan menggunakan rektor asing akan menambah motivasi unsur berkompetisi jauh lebih baik bagi para rektor. Mereka para rektor akan lebih terpacu untuk melakukan berbagai hal agar jauh lebih baik.
"Ini akan juga menjadikan pertukaran informasi dan transaksi ilmu pengetahuan yang jauh lebih baik. Tentu akan ada kolaborasi antar dua negara dan juga akan bisa menaikan karya-karya ilmiah bagi dosen dan mahasiswa Indonesia jika kolaborasinya dimanfaatkan lebih baik," ucap Budi.
Anggota Dewan Kehormatan Forum Rektor Indonesia Asep Saefuddin menuturkan penggunaan rektor asing di perguruan tinggi swasta tak masalah. Terlebih, pada pilot project penggunaan rektor asing ini dilakukan pada universitas yang relatif baru.
"Ini sama seperti rektor asing pernah memimpin di Swiss German University maupun UPH. Jadi enggak masalah," katanya.