Bisnis.com, JAKARTA -- Berdasarkan sumber data Bank Indonesia per Juni 2019, pertumbuhan Kredit Pembayaran Rumah (KPR) pada tipe rumah 22 hingga 70 meter persegi mengalami peningkatan paling tinggi (year on year).
Ita Rulina Direktur Deputi Apartemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia mengatakan bahwa tipe yang paling cukup signifikan yang menggunakan Kredit Pembayaran Rumah (KPR) yakni rumah tapak dengan luasan 22 meter persegi hingga 70 meter persegi yang telah tumbuh mencapai 18%.
Berdasarkan Data Bank Indonesia per Juni 2019, pertumbuhan KPR per tipe (year on year) dengan luasan 22-70 meter persegi pada Juli 2018 memiliki pertumbuhan KPR 17,7%, sedangkan pada Juni 2019 mencapai 18,14% dan pangsa KPR mencapai 47,83%.
Sementara, untuk tipe rumah tapak diatas 70 meter persegi pada Juli 2018 memiliki pertumbuhan KPR di 8,42% sedangkan pada Juni 2019 telah mencapai 5,36% dengan pangsa KPR 35,13%.
Kemudian, untuk jenis rumah dengan luasan dibawah 21 meter persegi pada Juli 2018 memiliki pertumbuhan KPR 1,05% dan pada Juni 2019 mencapai 5,66% dengan pangsa KPR 4,93%.
"Ini merupakan suatu sinyal yang bisa kita syukuri ditengah tengah tantangan domestik dan global. KPR ini masih bergerak meskipun kita harus terus berupaya mendorong pertumbuhannya," tuturnya dalam acara Digital Economic Forum, Selasa (20/8/2019).
Di sisi lain, Risiko kredit KPR relatif terkendali dan stabil. Namun menurutnya, hal ini perlu diwaspadai untuk kepemilikan ruko dan rukan yang meningkat