Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah memastikan rencana investasi perusahaan asal Qatar membangun 1 juta rumah untuk mendukung program 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto tetap berlangsung.
Fahri menegaskan saat ini perusahaan tersebut tengah menyiapkan rencana eksekusi dan menunggu ketersediaan lahan yang bakal digulirkan langsung oleh pemerintah.
"Memang tinggal mereka [investor Qatar] nunggu lokasi tanah yang ditunjuk oleh pemerintah," kata Fahri saat ditemui di JS Luwansa, Kamis (7/8/2025).
Lebih lanjut, Fahri memastikan bahwa investor Qatar saat ini telah membangun kantor di Indonesia. Selain itu, investor tersebut juga telah menjalin pembentukan badan usaha pelaksana dengan salah satu perusahaan nasional.
Meski demikian, Fahri masih belum bisa memastikan kapan rencana pembangunan proyek perumahan oleh investor Qatar dapat dijalankan.
"Mereka sudah punya kantor di sini, sudah menyiapkan proyek manajemennya. Serta mereka sudah join dengan perusahaan lokal dan perusahaan konstruksi," ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Presiden Prabowo Subianto memberi sinyal realisasi investasi asing asal Qatar yang hendak membangun proyek 1 juta rumah di Indonesia masih terkendala masalah administrasi.
Anggota Satgas Perumahan, Bonny Z. Minang menyebut Qatar yang semula ditargetkan bakal melaksanakan groundbreaking proyek perumahan pada Mei 2025, bakal molor hingga Juni 2025. Namun demikian, hingga saat ini realisasi investasi tersebut masih nihil.
“Rencananya, katanya rencananya mau groundbreaking di Juni, rencananya,” kata Bonny saat ditemui di Sumitro Institute, Jakarta, Minggu (1/6/2025).
Sebagai informasi, Qatar telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau momerandum of understanding (MoU) pembangunan 1 juta rumah pada Rabu (8/1/2025). Langkah ini dilakukan untuk mendukung program 3 juta rumah yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Berdasarkan catatan Bisnis, investasi proyek itu bakal dibangun di atas lahan seluas 24 hektare (Ha). Di mana 20 Ha berada di dalam kompleks perumahan dan 4 Ha lainnya berada di luar blok lantaran terbatas rel kereta api.