Bisnis.com, JAKARTA — Melalui program sejuta rumah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah berhasil menyusutkan kesenjangan pasokan dan permintaan atau backlog rumah dari 2015 hingga tahun ini.
Untuk makin membantu upaya tersebut, PUPR bakal fokus pada program pembangunan perumahan berbasis komunitas (P2BK).
Selama 5 tahun berjalan, program sejuta rumah (PSR) sudah berhasil menyusutkan backlog dari angka 11,40 juta pada 2015 menjadi 7,60 juta unit pada tahun ini.
“Artinya kan kita sudah bisa menekan sekitar 3 jutaan unit selama pelaksanaannya. Artinya, untuk 5 tahun ke depan lagi ini cukup efektif dan harus digencarkan lagi supaya bisa semakin menekan angka backlog itu,” kata Khalawi Abdul Hamid, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, usai konferensi pers, Rabu (7/8/2019).
Sebagai salah satu solusi untuk menekan angka backlog dalam 5 tahun ke depan adalah dengan menggulirkan program pembangunan perumahan komunitas atau P2BK.
Pembangunan tersebut dinilai dapat menggerakkan potensi besar kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam hal penyediaan perumahan secara swadaya.
Baca Juga
“Jadi, dengan program ini kami mendorong masyarakat yang ingin membangun rumah, baik secara swadaya maupun dengan stimulan. Kami ada program bantuan stimulan rumah swadaya, misalnya, dengan pola ABCG [akademisi, bisnis, community, dan government] atau BCG seperti tukang cukur di Garut yang kami dorong ikut program rumah subsidi,” paparnya.
Adapun, dalam pembiayaannya, perumahan berbasis komunitas bisa mendapatkan subsidi kredit pemilikan rumah fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (KPR FLPP) yang dikelola oleh Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan dan subsidi bantuan uang muka (SBUM) di Ditjen Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR.