Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan akan turun tangan mengurai kepadatan lalu lintas di jalur Puncak, Bogor. Dalam jangka panjang, akan ada penambahan jalan baru hingga 100 kilometer.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kemenhub, Budi Setiyadi mengungkapkan pihaknya akan melakukan kajian lebih lanjut mengenai kemacetan di jalur puncak, Bogor, mulai dari penyebabnya, hingga kemungkinan solusi penguraiannya.
"Sebagaimana kita ketahui bersama, setiap akhir pekan pasti mengalami kemacetan, ramai, bahkan mungkin puncaknya sekitar 3 minggu yang lalu kemacetan agak sedikit panjang," jelasnya, Rabu (31/7/2019).
Dia diperintahkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk melakukan survei lebih lanjut terkait dengan potensi dan penyebabnya.
Selain itu, dia akan menyusun rencana penguraian dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Menurutnya, pihaknya masih melakukan survei dan akan melaporkan kepada Menhub pada pekan depan.
Menurutnya, penanganan jalur puncak sudah tidak dapat lagi menggunakan pola-pola saat ini yang hanya melalui rekayasa lalu lintas buka tutup jalan. Dengan begitu, perlu ada pola penguraian yang lebih baik lagi.
"Kami harus sudah melihat kepada pembangunan infrastruktur yang lain di sekitar Jalan Puncak II dan semuanya. Saya sudah membentuk kerja sama dengan Kementerian PUPR," jelasnya.
Dia mengatakan akan melakukan survei bersama dengan Kementerian PUPR dan berkoordinasi sehingga dapat ditentukan solusi jangka panjangnya.
"Menurut saya perlu ada jalan baru, jangka panjang itu membuka jalur puncak yang dari Citeureup dan Jonggol. Jadi mobil-mobil yang dari Jakarta mau ke arah Cianjur tidak perlu lewat Puncak," katanya.
Dalam jangka pendek, Budi menilai perlu rekayasa lalu lintas dan penataan terhadap arus lalu lintas yang ada di sana.
"Bisa ya mungkin kita membuat semacam rest area dan sebagainya, kemudian nanti mobil-mobil kecil bisa juga tidak usah ke sana, parkir dimana, lalu memakai mobil pengumpan yang nanti kita tawarkan skema-skema yang kita tawarkan," jelasnya.
Dalam jangka panjang terangnya jalan baru akan dibangun di dua lokasi bisa mencapai 100 km.
"Dari Jonggol sama dari Citeureup dua lokasi itu tapi masing-masing beda cara masuk, kemudian akses jalannya masih ada yang sempit, ada yang masih jurang, nanti kita tanyakan lagi ke Kementerian PUPR," katanya.