Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro menyatakan pihaknya telah menyusun tiga skenario pertumbuhan ekonomi.
"Tiga skenario itu rata-rata 5,4%, lalu 5,7%, dan 6,0%," ujar Bambang di Hotel DoubleTree, Rabu (24/7/2019).
Adapun kunci peningkatan pertumbuhan ini antara lain; peningkatan pendidikan, peningkatan investasi, perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM), dan perbaikan pasar tenaga kerja.
Bambang mengatakan dalam 5 tahun ke depan, pertumbuhan ekonomi juga tak bisa hanya bertumpu pada konsumsi rumah tangga. Dia menyebut 2020-2024 semua kementerian dan lembaga harus mendorong investasi 7,3% sampai 8%.
Untuk mendorong itu, Bambang berpesan agar semua kementerian, instansi, dan lembaga untuk memangkas regulasi dan mempercepat reformasi birokrasi. Dia mengingatkan salah satu hambatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah karena inefisiensi regulasi.
Secara umum Bappenas menggambarkan 2020-2024, PDB dari sisi produksi industri bertumbuh 5,3% sampai 7,0%. PDB untuk pertanian ditargetkan 3,8%-3,9%. PDB sisi produksi pertambangan 1,7%-1,9%. PDB sisi produksi listrik 4,4%-4,8%. PDB sisi konstruksi berkisar 5,8%-6,2%.
Untuk PDB dari sisi transportasi tumbuh 7,2%-7,3%. PDB sisi produksi informasi dan komunikasi tumbuh 7,4%-8,2%. PDB sisi produksi jasa keuangan tumbuh 6,3%-7,2%. Untuk PDB sisi produksi perdagangan tumbuh kisaran 5,5%-6,2%.
Sementara itu, gambaran PDB pengeluaran sepanjang 2020-2024 dari Bappenas, konsumsi rumah Tangga dan LNPRT 5,1%-5,3%.
PDB pengeluaran sektor konsumsi pemerintah hanya bisa tumbuh 4,8%-5,8%. PDB pengeluaran untuk sektor investasi diharapkan tumbuh 7,3%-8,0%. Untuk ekspor tumbuh 5,3%-7,7%, sedangkan impor berkisar 5,6%-7,2%.
Untuk Tingkat Kemiskinan 2020-2024 berkisar 6,5%-7,0%. Untuk Indeks Gini Rasio diprediksi kisaran 0,370-0,374.
Untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berkisar 4,0%-4,6%. Sementara itu, untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ditargetkan 75,54.