Bisnis.com, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Hendri Saparini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang paling optimal tahun ini hanya sampai 5,2%.
Dia menyebut prediksi ini pun terlampau optimistis karena membutuhkan upaya keras pemerintah.
"Kita memang prediksi 5,2% tapi ini rasanya kurang percaya karena ada pergeseran," terangnya, belum lama ini.
Awalnya, Hendri memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa terdorong pada kuartal II/2019 oleh pemilu, Idulfitri, dan tahun ajaran baru.
Namun demikian, pola konsumsi rumah tangga dan pemilu berubah. Sebagai contoh industri kecil diprediksi menguat ternyata tidak cukup optimal karena pergeseran permintaan lebih besar sepanjang pemilu untuk kebutuhan paket data.
"Namun setidaknya dengan perkiraan 5,2% ini akan lebih yakin dan memudahkan pihak swasta untuk menyusun perencanaan," ungkap Hendri.
Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan bahwa jika Indonesia tidak segera melakukan revitalisasi struktur ekonomi dan mengganti produk ekspor komoditas menjadi manufaktur maka Indonesia akan memakan waktu yang lama dalam jebakan pendapatan menengah atau middle income trap sehingga sulit untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 6%.