Bisnis.com, JAKARTA—PT Pertamina (Persero) menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 2019. BUMN penyedia energi nasional tersebut berada di peringkat 175.
Dalam laman Fortune Global 500, dituliskan bahwa Pertamina sudah ketujuh kalinya masuk dalam daftar ajang pemeringkatan tahunan yang dilakukan majalah Fortune sejak 1955 tersebut.
Jika dibandingkan dua perusahaan migas pelat merah negara Asean lainnya, yakni Petroliam Nasional Berhad (Petronas) dari Malaysia dan PTT Public Company Limited dari Thailand, Pertamina harus berupaya lebih keras untuk meningkatkan posisinya.
Petronas tercatat mampu mengungguli Pertamina dan PTT. Perusahaan migas asal Malaysia tersebut menduduki peringkat 158 atau naik dari posisi 191 pada Fortune Global 500 2018.
Capaian tersebut didukung oleh pendapatan perusahaan senilai US$62,23 miliar dan laba senilai US$11,86 miliar pada kinerja keuangan 2018. Selain itu, Petronas juga mencatatkan pertumbuhan laba keuangan sebesar 35,5 persen pada 2018 dibandingkan dengan kinerja keuangan tahun sebelumnya.
Terkait pertumbuhan laba, PTT meraih kinerja mengesankan dengan pertumbuhan sebesar 48,6 persen pada laporan keuangan 2018 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hanya saja, pertumbuhan laba PTT tersebut belum dapat menyalip posisi Petronas.
Baca Juga
Dalam Fortune Global 500 2019, PTT menempati peringkat ke 163 atau naik dari peringkat 192 pada Fortune Global 500 2018. Perusahaan migas pelat merah Thailand tersebut mencatatkan pendapatan senilai US$58,81 miliar dengan keuntungan senilai US$3,98 miliar pada kinerja 2018.
Kendati berada di posisi buntut dibandingkan dengan Petronas dan PTT, Pertamina mencatatkan lompatan yang signifikan. Pada Fortune Global 500 2018, Pertamina masih berada pada posisi 253 atau 78 posisi lebih rendah dari saat ini.
Tahun lalu, Pertamina membukukan pendapatan US$57,93 miliar atau meningkat hingga 34,9 persen dari 2017. Untuk laba bersih, Pertamina berhasil meraup US$2,52 miliar dengan aset mencapai US$64,7 miliar dan 31.569 karyawan yang tersebar di seluruh dunia.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan pencapaian Pertamina ini berkat dukungan positif dari berbagai pihak, baik manajemen dan pekerja, pemerintah, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya.
“Harus disyukuri dan menjadi tantangan kami ke depan untuk dapat terus tumbuh dan memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat dan negara” tuturnya dalam keterangan tertulis, Selasa (23/7/2019).
Pemeringkatan Fortune Global 500 berawal dari daftar 500 perusahaan terbesar di Amerika Serikat dari berbagai sektor industri dan bisnis yang dilakukan berdasarkan 12 indikator.
Tolok ukur utamanya adalah besaran pendapatan termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue). Indikator lain adalah penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, dan jumlah karyawan.
Adapun sejak 1990, indikator negara asal perusahaan juga dipertimbangkan dalam Fortune Global 500.