Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Shortfall Penerimaan Pajak Diperkirakan Melebar

Kementerian Keuangan memproyeksikan penerimaan perpajakan pada semester II/2019 mencapai Rp954,1 triliun atau 53,4% dari APBN 2019.
Petugas pajak melayani wajib pajak yang meminta informasi di Kanwil DJP Jatim III Malang, Selasa (20/10/2015). Penerimaan pajak sampai saat ini sudah mencapai 60,58% dari target Rp21,4 triliun yang menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat membayar pajak semakin tinggi./Bisnis-Choirul Anam
Petugas pajak melayani wajib pajak yang meminta informasi di Kanwil DJP Jatim III Malang, Selasa (20/10/2015). Penerimaan pajak sampai saat ini sudah mencapai 60,58% dari target Rp21,4 triliun yang menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat membayar pajak semakin tinggi./Bisnis-Choirul Anam

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan memproyeksikan penerimaan perpajakan pada semester II/2019 mencapai Rp954,1 triliun atau 53,4% dari APBN 2019.

Proyeksi penerimaan ini ditopang oleh realisasi pendapatan PPh nonmigas pada semester II/2019 yang diperkirakan sebesar Rp415 triliun atau 50,1% dari APBN 2019.

Dengan demikian, sampai dengan akhir 2019, pendapatan PPh nonmigas diperkirakan mencapai Rp761,1 triliun atau tumbuh 11,1% year-on-year.

Salah satu faktor yang memengaruhi kinerja PPh nonmigas adalah pertumbuhan ekonomi beberapa sektor utama yang selama ini memberikan kontribusi signifikan pada penerimaan pajak dan perekonomian, antara lain sektor industri pengolahan, perdagangan, jasa keuangan, pertambangan, konstruksi dan realestat, serta transportasi dan pergudangan.

Sementara itu, terjaganya tingkat konsumsi nasional sebagai basis pendapatan PPN dan PPnBM diharapkan meningkatkan pendapatan PPN dan PPnBM. Di samping itu, aktivitas ekonomi dan produksi dalam negeri juga akan meningkatkan PPN.

"Realisasi pendapatan PPN pada semester II/2019 diperkirakan sebesar Rp380,5 triliun atau 58,1% dari APBN 2019. Sampai dengan akhir 2019, pendapatan PPN diperkirakan mencapai Rp592,8 triliun," tulis laporan Kemenkeu dikutip, Kamis (18/7/2019).

Adapun, otoritas fiskal menganggap penerimaan perpajakan tidak hanya dipengaruhi oleh indikator ekonomi domestik tetapi dipengaruhi juga oleh kondisi perekonomian global.

Kondisi geopolitik perekonomian internasional juga berpengaruh terhadap dinamika perekonomian domestik khususnya yang bersinggungan dengan negara mitra dagang Indonesia.

Selain itu, penguatan kebijakan perpajakan seperti pemberian fasilitas perpajakan secara online (e-service), pemberian insentif perpajakan pada industri atau sektor tertentu serta komitmen terhadap pelaksanaan keterbukaan informasi perpajakan (AEoI) adalah beberapa upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai target penerimaan perpajakan tahun ini.

Seperti diketahui, tren buruk penerimaan pajak berlanjut tahun ini. Pasalnya, selain pertumbuhan penerimaan pajak yang masih jauh dari ekspektasi, penerimaan pajak sampai akhir tahun diproyeksikan mencapai 91,1% atau hanya Rp1.437,1 triliun dari target sebesar Rp1.577,5 triliun.

Dengan realisasi penerimaan tersebut, maka outlook shortfall penerimaan pajak 2019 diperkirakan pada angka Rp140,4 triliun. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan realisasi shortfall penerimaan pajak 2018 yang hanya Rp108,1 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper