IPO Dimulai dari Anak Perusahaan
Bagaimana dengan rencana IPO perusahaan?
Ada beberapa anak usaha yang kami target bisa melantai di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Intan Timur Maritime yang bergerak di jasa pelayanan kapal, serta terminal peti kemas kurang lebih sudah ada 12, kami sentralkan menjadi Terminal Peti Kemas Indonesia Timur. Selanjutnya, dilakukan penawaran saham atau initial public offering (IPO).
IPO dimulai dari anak perusahaan karena ternyata, saham atraktif di luar negeri itu dilihat dari anak usaha yang fleksibel. Kami tidak langsung IPO karena ini badan usaha pelabuhan BUMN yang membutuhkan proses panjang untuk melakukan itu.
Bagaimana Anda mencapai posisi puncak di perusahaan ini?
Saya pernah menjadi Ketua Serikat Pekerja dan saya sangat tahu perkembangan jenjang karier pegawai. Oleh karena itu, saya terobsesi untuk cepat menjadi leader untuk mengubah kebijakan yang keliru.
Dulu waktu sebelum saya jadi ketua serikat pekerja, pesangon atau uang pensiun yang diterima hanya sekitar delapan kali gaji. Lalu saya bisa mendorong hingga 28 sampai 32 kali gaji.
Target saya memang harus menjadi direktur, supaya semua kebijakan itu sejalan saat saya masih karyawan biasa dan saat sudah sebagai pengambil keputusan. Namun, saya tidak memutuskan semena-mena.
Apa keputusan Anda yang dianggap paling monumental atau paling strategis sehingga mampu membawa perusahaan dalam kondisi seperti sekarang?
Saya orang pertama yang menginisiasi untuk melakukan preaudit di proses lelang proyek. Biasanya yang dilakukan saat lelang itu postaudit atau preaudit.
Itu ternyata sangat efektif sampai sekarang, akhirnya saat saya menjadi direksi, saya kembangkan itu dengan menggandeng TP4D Kejaksaan. Sistem itu sangat aman saat pemeriksaan meski kadang sistem itu tidak disenangi sebagian pihak.
Saya berkarier dari bawah dan sudah terbentuk membuat organisasi yang baik dan saya jaga itu. Saya termasuk kritis terhadap atasan, itu menjadikan saya menghadapi banyak tantangan. Spirit ini yang saya turunkan untuk karyawan.
Hal paling fundamental bagi saya sekarang adalah spiritual yang baik. Saat saya menjadi Direktur Teknik, saya perbaiki masjid. Dengan menjaga spiritual, kerja bisnis yang kami bangun tidak akan terganggu dan dinodai dengan intrik-intrik.
Ternyata terbukti, kinerja Pelindo semakin baik dengan menjaga spiritual. Saya selalu sampaikan kepada direksi, pejabat, hingga karyawan, kerja penting, tetapi ibadah lebih penting.