Bisnis.com, JAKARTA — Astra Infra, lini usaha infrastruktur PT Astra International Tbk., menargetkan uji coba pelaksanaan transaksi tol tanpa berhenti pada satu gardu atau single lane free flow (SLFF) bisa rampung tahun ini.
CEO Toll Road Business Group Astra Infra Krist Ade Sudiyono mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan uji coba SLFF bersama Telkom Metra di ruas Tangerang—Merak sejak Maret 2019. Astra Infra memasang perangkat SLFF satu lajur di pintu masuk gerbang tol (GT) Serang Barat dan GT Cikande dan pintu keluar GT Cikupa dan GT Serang Timur.
Dalam uji coba tersebut, Astra Infra menggunakan teknologi DSRC (dedicated short range communication) yang dikombinasikan dengan on board unit (OBU) pada kendaraan.
Sejauh ini, uji coba berhasil dilakukan pada gerbang tol, baik transaksi dengan SLFF maupun dengan kartu uang elektronik.
Selain itu, uji coba juga sukses diterapkan pada sistem tertutup dan aneka pembayaran.
Krist menyebutkan bahwa sistem yang digunakan Astra Infra bisa mengakomodasi penggunaan kartu uang elektronik maupun uang elektronik berbasis peladen (server).
Baca Juga
Krist menuturkan bahwa bersamaan dengan uji coba SLFF, cetak biru implementasi SLFF maupun multi-lane free flow (MLFF) sedang disiapkan. Cetak biru mencakup implementasi, proses bisnis, dan identifikasi penyiapan ekosistem.
"Jika semua proses tersebut bisa diselesaikan dengan baik, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama kami bisa segera mendeklarasikan bahwa sistem SLFF bahkan MLFF siap untuk diimplementasikan di jalan tol," jelas Krist kepada Bisnis, Rabu (10/7/2019).
Secara umum, uji coba SLFF, menurut Krist, harus membuktikan tiga aspek, yaitu keandalan, interoperabilitas, dan kemudahan.
Setelah uji coba selama 4 bulan terakhir, Astra Infra akan tetap meningkatkan uji coba untuk sistem pentarifan tertutup dan kombinasi aneka sistem pembayaran. Hal ini dilakukan untuk menguji peralatan, integrasi dengan penyedia dana, dan penerapan di ruas intergrasi agar distribusi pendapatan tol bisa dimitigasi.
Di sisi lain, Astra Infra juga masih menggodok skenario, cetak biru penerapan, dan model bisnis yang tepat agar pelaksanaan SLFF dengan teknologi DSCR bisa berlangsung lebih luas.
Berdasarkan catatan Bisnis, salah satu kendala penggunaan DSRC adalah harga OBU yang cukup mahal. Di pasaran, harga OBU bisa mencapai Rp475.000, empat kali lipat dari harga stiker radio-frequency identification (RFID).