Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) angkat suara terkait penolakan Gubernur DIY Sri Sultan HB X terhadap rencana pembangunan tol yang terintegrasi dengan Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan bahwa permasalahan penolakan ini harus ada kompromi lebih lanjut antara pemerintah dan gubernur.
"Besok kita ada rapat dengan Jawa Tengah dan DIY, masalah ini harus dilihat dari sub headernya sih," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (19/6/2019).
Menurut Danang, sejak awal Gubernur DIY Sri Sultan HB X sangat konsisten untuk minta diberikan konsep mengkaitkan antara tol dengan pembangunan ekonomi masyarakat.
Padahal Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, mengungkapkan, pihaknya akan memulai proyek pembangunan jalan tol Solo – Yogyakarta yang berada di Jawa Tengah terlebih dahulu sambil menyelesaikan desain trase yang di wilayah Yogyakarta.
Lelang pengerjaan proyek jalan tol Solo-Yogyakarta yang berada di bagian Jawa Tengah, ujarnya, akan dilakukan dalam waktu dekat.
Baca Juga
“Solo-Yogyakarta kita bikin dua, kelihatannya dua paket ya. Yang kita mulai dulu yang di Jawa Tengah sambil kita memfinalkan desain trase yang di Yogyakarta,” katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, dicari trase yang paling optimal terkait dengan proyek tersebut. Selain itu, tambahnya terdapat beberapa ruas yang juga akan dibangun melayang atau elevated agar tidak terlalu banyak membebaskan lahan.
Sebagai informasi, Sultan menyampaikan akses ke bandara baru di Kulonprogo lebih baik berupa jalur biasa non-tol agar masyarakat sekitar bandara juga bisa merasakan manfaat ekonomi.
Sultan menganggap apabila YIA terintegrasi dengan tol, masyarakat Kulonprogo hanya dilalui pengguna bandara begitu saja. Dampak ekonomi dari keberadaan bandara pun tidak akan dirasakan oleh masyarakat luas.