Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan belum ada rencana untuk menindaklanjuti wacana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS).
Infrastruktur penyeberangan yang ada saat ini dinilai sudah memadai dalam melayani arus kendaraan Jawa-Sumatra. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya perlu melakukan pembahasan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) apabila wacana pembangunan JSS dilanjutkan.
Pada 2014, pemerintah secara resmi tidak melanjutkan rencana pembangunan jembatan sepanjang 31 kilometer (km).
Pembangunan JSS merupakan bagian dari paket pembangunan koridor Sumatra dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Selain JSS, pembangunan jalan tol Trans Sumatra juga menjadi bagian dari paket pembangunan di koridor Sumatra.
"Kami belum terima usulan itu [Jembatan Selat Sunda]. Kalau yang ada itu usulan kita membangun [jembatan] Riau-Malaysia," ujarnya selepas rapat dengan Komisi V DPR di Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Basuki menambahkan saat ini, infrastruktur penyeberangan maupun sarana penyeberangan untuk menyambungkan Jawa dengan Sumatra sudah memadai.
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis, saat ini, Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni sudah membuka layanan dermaga eksekutif. Kapal feri yang beroperasi juga sudah diharuskan memiliki kapasitas 5.000 GT.
Wacana pembangunan JSS kembali mencuat setelah Gabungan Pengusaha Konstruksi (Gapensi) melontarkan usulan agar pemerintah mempertimbangkan pembangunan JSS. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gapensi Andi Rukman Karumpa menuturkan jembatan diperlukan karena jalan tol Trans Sumatra di bagian Selatan telah rampung.
“Mudik tahun ini, ruas tol tersebut semakin padat sebab waktu tempuh semakin singkat Jakarta-Palembang. Namun, permasalahannya, ke depan ada di penyeberangan Merak-Bakeuheni,” ucapnya.
Dalam catatan Bisnis, jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (140,9 km) memang telah beroperasi. Jalan tol ini bakal bersambung ke ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang (100 km), Pematang Panggang-Kayu Agung (89 km), dan Kayu Agung-Palembang-Betung (111,6 km).