Bisnis.com, JAKARTA—Pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan kembali wacana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS).
Sekjen Gapensi Andi Rukman Karumpa menyatakan usulan tersebut mempertimbangkan rampungnya jalan tol Bakauheni-Palembang yang membuat pasokan arus kendaraan ke penyeberangan Merak-Bakauheni akan semakin meningkat tajam.
“Mudik tahun ini, ruas tol tersebut semakin padat. Sebab waktu tempuh semakin singkat Jakarta-Palembang. Namun, permasalahannya, ke depan ada di penyeberangan Merak-Bakeuheni,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (10/6/2019).
Andi mengatakan tuntasnya pembangunan ruas tol Bakeuheni-Palembang akan menggerakan roda perekonomian di Sumatera, dan geliat ekonomi akan meningkat tajam. Risikonya, arus kendaraan Jawa-Sumatera akan semakin padat.
“Maka pasokan kendaraan ke penyeberangan akan melonjak. Tentu akan terjadi antrian panjang justru di penyeberangan,” ucapnya.
Andi menambahkan, risiko terjadinya antrian panjang itu belum termasuk memperhitungkan dampak bila jalan tol Palembang sampai ke Aceh selesai dibangun.
“Tentu beban dari angkutan penyeberangan akan meningkat tajam,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, Andi mengusulkan agar pemerintah menggulirkan kembali wacara membangun JSS. Menurutnya, pemerintah tidak perlu khawatir dengan gempa. Sebab, saat ini konstruksi jembatan sudah ditopang dengan teknologi tahan gempa. Pembangunan konstruksi JSS bisa dirancang tahan gempa hingga 9 SR.
Andi mengatakan, kawasan selat Sunda memang kerap dianggap sebagai wilayah rawan gempa. Selain tak jauh dari gunung Krakatau, kawasan ini juga berada dekat dengan patahan atau sesar aktif selat Sunda. Di wilayah ini sering terjadi gempa dengan kekuatan rata-rata 5 - 7 SR.
“Teknologi sudah sampai ke sana. Jepang sudah buktikan lebih dahsyat gempanya dari kita, tetapi jembatan-jembatan mereka tetap aman,” paparnya.