Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memproyeksikan industri semen nasional sepanjang kuartal II/2019 akan tertekan, setelah konsumsi semen domestik pada April turun 9,8% atau 4,8 juta ton.
Ketua ASI Widodo Santoso memaparkan penurunan konsumsi pada awal kuartal II/2019 diduga lantaran belum terealisasi proyek anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2019 di pemerintah pusat maupun daerah. Selain itu, curah hujan pada April juga cukup tinggi.
“Permintaan semen di Tanah Air akan kembali turun pada akhir kuartal II/2019," ujarnya kepada Bisnis dalam keterangan tertulis, Jumat (17/5/2019).
Pada awal kuartal II/2019, tercatat konsumsi semen turun di tiga daerah yakni di pulau Sumatera anjlok 10,8%, sedangkan di pulau Jawa dan Kalimantan masing-masing merosot 9,7% secara tahunan. Asosiasi mencatat konsumsi semen di pulau Sumatera dan Jawa mendominasi hingga 75% dari total konsumsi nasional.
Anjloknya konsumsi April membuat konsumsi periode Januari—April terhitung menurun. Penurunan konsumsi dalam periode tersebut hanya terjadi pada dua wilayah yaitu pulau Sumatera sebesar 6,3% atau menjadi 4,2 juta ton dan pulau Jawa yang turun 3,5% menjadi 11,4 juta ton.
Walau demikian, daerah lain membukukan pertumbuhan konsumsi secara tahunan dengan pertumbuhan tertinggi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara sebesar 11,6% menjadi 1,2 juta ton. Secara konsolidasi, konsumsi semen pada Januari—April turun 2,3% menjadi 20,5 juta ton.