Bisnis.com, NATUNA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan bahwa program penenggelaman kapal sangat memberi manfaatkan besar bagi bisnis perikanan nasional.
Hal itu dia ungkapkan hari ini, Sabtu (11/5/2019) di Natuna di sela-sela acara penenggelaman 15 kapal pencuri secara serempak dari 3 lokasi yang berbeda, yaitu Natuna, Belawan, dan Pontianak.
Menteri Susi mengungkapkan gencarnya penangkapan dan penenggelaman kapal pencuri ikan langsung berdampak tarhadap produktivitas tangkapan dan stok ikan secara nasional.
"Stok ikan naik dari 7 juta ton menjadi 12,5 juta ton atau naik hampir 6 juta ton," ujarnya Sabtu (11/5/2019).
Menurut Susi, kenaikan volume stok 6 juta ton tersebut memiliki nilai ekonomi US$6 miliar.
"Taruhlah untuk jenis ikan tongkol. Dengan kurs 1 dolar AS Rp14.000, sudah terjadi kenaikan US$6 miliar," lanjut Susi.
Sementara itu, biaya operasional penangkapan dan penenggelaman ikan per tahun jauh lebih kecil dibandingkan dengan lonjakan nilai ekonomis US$6 miliar tersebut.
Menteri Susi menegaskan saat ini pemerintah membentuk Satgas Peneggelaman Kapal dan kegiatan operasi di lapangan melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan, TNI AL, dan Polairud (Korps Kepolisian Perairan dan Udara).
Menurut Susi, anggaran Satgas tahun ini tak mencapai Rp80 miliar. "Taruhlah operasional lapangan dan gaji petugas dihitung total US$10 Juta, namun keuntungan yang didapat jauh lebih besar."
Degan kata lain, lanjut Susi, perang melawan illegal fishing adalah bisnis paling menguntungkan karena mengembalikan kekayaan kepada pihak yang berhak dengan nilai sangat besar.