Bisnis.com, JAKARTA -- Generasi milenial dianggap sebagai sasaran pasar properti yang potensial. Pasalnya, generasi milenial yang baru mendapatkan kerja, dan belum memiliki rumah serta baru memulai kehidupan 'mandiri' sehingga berpontensi untuk membeli rumah pertama.
Beberapa tahun belakangan, berbagai proyek residensial mulai menawarkan rumah tapak atau apartemen 'khusus untuk milenial'. Namun, sebenarnya milenial mana yang dibidik?
Wakil Ketua Umum DPP REI Bidang Tata Ruang Kawasan, Properti, Ramah Lingkungan, Hari Ganie mengatakan bahwa terdapat tiga kriteria milenial yang memiliki kualitas daya beli, yakni yang memiliki pendapatan dibawah Rp3 juta, Rp5 juta ke atas, serta di atas Rp15 juta per bulan.
Hari menuturkan bahwa paling tidak milenial terkonsentrasi di lima kawasan kota yaitu Greater Jakarta, Bogor, Depok, Jogja, Solo Semarang, Surabaya, Makassar dan Medan Raya yang setiap wilayahnya memiliki penduduk cukup padat.
"Kalau dilihat dari pendapatannya, fresh graduate yang berusia 22-35 tahun dengan pendapatan di bawah Rp4 juta memilih program FLPP MBR, untuk usia menengah yang bergaji Rp10 juta per bulan,bisa memilih cicilan rumah sekitar Rp7 juta - Rp8 jutaan," tuturnya, Rabu (9/5/2019).
Kemudian, untuk mature, yang setiap bulannya bergaji Rp20 juta ini bisa memilih rumah di kota-kota. Seperti lokasi-lokasi dekat tempat kerja.
Baca Juga
Sekretaris Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) Dadang Rukmana mengatakan bahwa milenial dapat memilih tipe hunian yang dapat sesuai dengan karakteristik mereka, yakni yang memiliki kemudahan akses transportasi yang terintegrasi bisa memilih rumah susun terintegrasi terminal atau stasiun.
"Usaha negara ini semoga semakin fleksibel khususnya untuk membangun perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah sebagai target utama kita melalui skema-skema pembiayaan subsidi," tuturnya.