Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Bina Marga masih mengkaji terowongan yang akan dibangun pada tol Padang-Pekanbaru.
Direktur Jenderal Bina Marga Sugiyartanto mengatakan bahwa saat ini terdapat 2 alternatif pilihan trase terowongan yakni terowongan yang lebih panjang dibanding dengan jembatan bentang, dan jembatan bentang lebih panjang dari terowongan, saat ini masih dalam pengkajian.
"Kalau dihitung-hitung kan 2 variabel ini, kalau lebih panjang mungkin lebih mahal karena terowongan itu per kilometer kan lebih mahal tapi kalau pilihannya jembatan panjang berarti kan daerah itu banyak hutan lindung. Nah ini yang harus kita lihat. Itu masih perlu kajian-kajian dicermati betul dan detail," tuturnya menjawab pertanyaan Bisnis, pekan lalu.
Baca Juga
Menurut Sugiyartanto, kedua pilihan ini memiliki kendalanya tersendiri. Apabila jembatan bentang panjang pilihannya, maka harus memikirkan jenis jembatan seperti apa, Adapun terowongannya lebih panjang sejauh mana pukat tanahnya agar air tanah tidak terganggu.
"Kalau costnya dari sisi inisiasi investasi lebih murah itu yang kita pilih, tapi kita juga harus melihat itu kan potensi gempa, pilihan-pilihan jenis konstruksi itu yang harus menjadikan bahwa kalau jembatan bentang panjang atau terowongan juga harus mengakomodasi safety tinggi," ujarnya.
Sugiyartanto menyebut, sebagian pendanaan pembangunan terwongan akan disokong pinjaman dari Jepang. Panjang terowongan yang dibangun Kementerian PUPUR sejauh 8,95 kilometer dengan kebutuhan dana US$420 juta. Pinjaman untuk pembangunan terowongan sudah masuk dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri atau green book.