Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kimia Farma Yakin Holding Farmasi Akan Dongkrak Pangsa Pasar

Manajemen PT Kimia Farma (Persero) Tbk meyakini dengan bergabungnya perseroan di Holding BUMN Farmasi akan dapat mendongkrak pangsa pasar perusahaan pelat merah dalam industri tersebut.
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Honesty Basyir (kedua kanan) didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan usai RUPST, di Jakarta, Selasa (7/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Honesty Basyir (kedua kanan) didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan usai RUPST, di Jakarta, Selasa (7/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen PT Kimia Farma (Persero) Tbk meyakini dengan bergabungnya perseroan di Holding BUMN Farmasi akan dapat mendongkrak pangsa pasar perusahaan pelat merah dalam industri tersebut.

Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir memproyeksikan pihaknya akan memimpin dua BUMN lainnya dalam induk perusahaan tersebut dari segi pangsa pasar (market share).

"Kami berharap kalau holding ini terbentuk, setidak-tidaknya dari sisi market share kami nomor satu. Kami perbaiki dengan sinergi dan efisiensi sehingga BUMN Holding Farmasi ini bisa nomor satu secara market share di industri farmasi Indonesia," katanya di Jakarta, Selasa (7/5/2019).

Holding BUMN Farmasi akan dipimpin oleh PT Bio Farma (Persero) dengan PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk sebagai anggotanya, ditambah PT Phapros yang baru saja diakuisisi Kimia Farma.

Menurut Honesti, Kimia Farma memiliki lini bisnis yang kuat mulai dari produksi hingga distribusi sehingga disebutnya paling siap dalam pembentukan induk perusahaan.

Perseroan juga mengklaim berada di posisi keempat dalam industri farmasi Indonesia dengan pangsa pasar tertinggi. Ditambah lagi dengan akuisisi Phapros pada Maret lalu yang diyakini akan meningkatkan pangsa pasar perseroan.

Namun, sebagai perusahaan publik, posisi Kimia Farma dinilai akan sulit sehingga pemerintah memutuskan untuk menjadikan Bio Farma yang 100% dimiliki pemerintah sebagai induk holding.

"Sekarang yang paling bagus market share kan, Kimia Farma, kami nomor empat sekarang. Bio Farma susah, karena dia monopoli vaksin saja. Sementara Indofarma jauh di bawah," katanya.

Honesti menambahkan, proses kajian untuk pembentukan induk perusahaan farmasi telah rampung. Saat ini proses yang berlangsung adalah penyusunan pengurusan peraturan pemerintah (PP) mengenai induk perusahaan farmasi.

"Bolanya ada di pemerintah untuk pengeluaran PP. Semester I-2019 bisa dibentuk holding-nya, kemungkinan Juni," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper