Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Inggris Diprediksi Tahan Kebijakan Hingga 2020

Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE) diperkirakan akan menunda kenaikan suku bunga sampai pertengahan tahun 2020.
Bank of England/e-architect.co.uk
Bank of England/e-architect.co.uk

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE) diperkirakan akan menunda kenaikan suku bunga sampai pertengahan tahun 2020.

Menurut National Institute of Economic and Social Research (Niesr), terlepas dari tanda-tanda menimngkatnya tekanan inflasi, harga konsumen akan tetap di kisaran target 2 persen bank sentral tersebut.

Sementara itu, pertumbuhan global yang lesu akan mendorong para pembuat kebijakan BOE untuk mempertahankan sikap akomodatifnya. Lembaga think tank itu sebelumnya memperkirakan BOE akan menaikkan suku bunga pada pertengahan 2019.

BOE dijadwalkan akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter berikutnya pada 2 Mei serta memperbarui perkiraan pertumbuhan dan inflasi.

Dengan ditundanya batas waktu bagi Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit) hingga Oktober, mayoritas ekonom memperkirakan BOE akan mempertahankan kebijakannya hingga ada kejelasan lebih lanjut soal Brexit.

Kendati demikian, percepatan pertumbuhan upah yang mendekati level tertinggi dalam 11 tahun bisa menjadi hal yang mengkhawatirkan.

“Kami kini memperkirakan penaikan pertama suku bunga oleh BOE akan terjadi pada Agustus berikutnya [tahun depan], bukan Agustus ini,” ujar Garry Young, director of macroeconomic modeling and forecasting di Niesr, seperti dikutip Bloomberg.

“Ada beberapa bukti terbatas dari tekanan inflasi yang dihasilkan di dalam negeri, karena kita mengalami pertumbuhan biaya tenaga kerja unit tahunan sekitar 3 persen. Tapi kami tidak terlalu khawatir tentang dampak itu pada inflasi CPI karena diimbangi oleh inflasi harga impor yang lebih rendah,” terangnya.

Dalam laporannya, Niesr juga memperkirakan inflasi akan mencapai 1,8 persen tahun ini dan 1,9 persen pada tahun berikutnya. Perkiraan tersebut didasarkan pada mulusnya Brexit di mana perbatasan Irlandia tetap terbuka dan ada tingkat akses pasar yang tinggi antara Inggris dan Eropa.

Niesr juga mengatakan rencana fiskal pemerintah Inggris saat ini tidak kredibel, dan bahwa pinjaman kemungkinan akan naik lebih cepat dari yang direncanakan selama beberapa tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper